Natal dan Tahun Baru

Jelang Tahun Baru 2021, Permintaan Arak di Tri Eka Buana Karangasem Menurun Hingga 50 Persen

Beberapa petani arak di Desa Tri  Eka Buana, Kecamatan Sidemen, Karangasem mengeluh lantaran permintaan arak mengalami penurunan drastis

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
arak Bali 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Beberapa petani arak di Desa Tri  Eka Buana, Kecamatan Sidemen, Karangasem mengeluh lantaran permintaan arak mengalami penurunan drastis menjelang pergantian tahun  baru.

Penurunan hampir mencapai 50 persen lebih dibandingkan perayaan pergantian tahun  baru sebelumnya.

Nyoman Redana, petani arak asal Tri Eka Buana mengatakan, permintaan minuman tradisional turun.

Biasanya  penjualan  mencapai 40 - 50 liter selama 2 hari, sekarang hanya terjual 15 sampai 20 liter.

Baca juga: Popularitas Arak Bali Meningkat, Diyakini Bisa Bersaing dengan Minuman Luar

Sebagian pengepul  arak  hanya berani mengambil sekitar 15 sampai 20 liter dari para petani arak.

"Walaupun arak sudah dilegalkan, tetapi permintaan turun.

Pengepul  membatasi  pembelian arak. Makanya banyak petani arak yang mengeluh karena penjualannya menurun.

Sampai sekarang penjualan masih sedikit," ungkap Nyoman Rudana kepada Tribun Bali, Rabu (30/12/2020) siang hari.

Ditambahkan, turunnya permintaan arak disebabkan beberapa faktor.

 Diantaranya menjamurnya minuman fermentasi yang beredar di Bali, sehingga permintaan arak tradisional alami penurunan.

 Apalagi beberapa minumaan fermentasi harganya lebih murah dibandingkan  minuman tradisional.

"Banyak sekarang yang buat minuman fermentasi dari gula. Minuman tradisional (arak) hanya dipakai campuran saja.

Makanya permintaan arak agak menurun. Sebagian cafe sekitar Denpasar, Gianyar, Badung, Tabanan, dan Singaraja membeli minuman fermentasi,"imbuh Nyoman Rudana.

Pihaknya berharap, pemerintah bisa bergerak mengatasi masalah minuman fermentasi.

Baca juga: Sosialisasi Pergub Arak Bali, Pengepul di Telagatawang Karangasem Berharap Tetap Bisa Edarkan Arak

Mengingat petani arak sekitar Karangasem dirugikan dikarenakan permintaan turun.

"Sebelum adanya minuman fermentasi,  permintaan  arak di Tri Eka Buana cukup banyak dan meningkat,"imbuhnya.

Menurut data dari Dinas Perindustrian & Perdagangan (Disperindag) Karangasem, jumlah  petani arak sekitar 7.600 orang dan tersebar di empat Kecamatan.

Yakni Kecamatan Manggis, Sidemen, Abang, serta Kec. Kubu. Seperti di Telagatawang,  Merita, Dukuh Tenganan, Sidemen, Tri Eka Buana.

Dari ribuan petani arak di Karangasem, sekitar 800 orang dari Kecamatan Manggis.

Kecamatan Abang sekitar 2.500 orang.

Kecamatan Kubu sekirar 600 orang.

Paling baanyak yakni di Kecamatan Sidemen mencapai sekitar 3.800 petani arak.

Produksi arak per harinya capai belasan ribu liter.

Produksi arak di Karangasem, per tahun capai sekitar 2.650.000 botol.

Seandainya dikalkulasi per bulannya, berarti petani arak mampu memproduksi sekitar 220.000 botol per bulannya.

Rata - rata  per kecamatan mampu menghasilkan ratusan ribu per tahun. Terbanyak di Sidemen.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved