Penanganan Covid
dr. Samsuridjal Djauzi Ingatkan Masyarakat Untuk Jangan Khawatir Berlebihan dengan Vaksin Covid-19
Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, mengingatkan masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan dengan vaksin Covid-19.
TRIBUN-BALI.COM, KETUA Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, mengingatkan masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan dengan vaksin Covid-19.
Ia menjelaskan, vaksin Covid-19 merupakan vaksin mati, yang sudah dilemahkan.
WHO menetapkan bahwa vaksin baru boleh digunakan apabila efektivitasnya di atas 50 persen.
"Pemerintah sudah berusaha keras untuk mengadakan vaksinasi bagi masyarakat sehingga masyarakat bisa mengurangi risiko tertular Covid-19 ini. Marilah kita menghargai upaya Pemerintah dan kita manfaatkan agar kita dan keluarga terhindar dari Covid-19,” ujarnya.
Baca juga: Masyarakat Akan Terima SMS Ikut Vaksin Gratis
Baca juga: Pemkab Buleleng Siapkan Anggaran BTT Rp 5 Miliar, Termasuk untuk Operasional Vaksinasi Covid-19
Baca juga: Perawat Ini Positif Covid-19 Setelah Disuntikkan Vaksin Pfizer
Rencana program vaksinasi oleh pemerintah masih menunggu evaluasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) untuk mendapat izin penggunaan.
Prof. Samsuridjal menerangkan, Indonesia tidak hanya membeli dari satu jenis vaksin, yakni dari Tiongkok.
Tetapi juga dari negara lain secara bilateral maupun multilateral, karena setiap vaksin itu ada keunggulannya masing-masing.
Ia melanjutkan, vaksin yang satu dengan yang lain mampu menutupi kekurangan masing-masing.
“Vaksin yang kita sediakan dari Sinovac itu tidak bisa digunakan untuk usia lanjut, tetapi yang dari Amerika atau Inggris bisa digunakan untuk usia lanjut," ujarnya.
Selain itu, Prof. Samsuridjal juga meluruskan bahwa efek samping dari vaksinasi sampai sejauh ini bersifat ringan, dan belum ada yang menunjukkan gejala berat.
“Vaksinasi di Inggris dan Amerika sudah dilakukan pada ratusan ribu orang, efek samping sudah bisa mulai terlihat, efek simpang ada dua macam pertama di tempat penyuntikan terjadi kemerahan. Kedua adalah suhu tubuh sedikit naik atau pusing, jarang sekali terjadi alergi, tapi kalau ada alergi obat-obatan atau makanan harus melapor terlebih dahulu sebelum divaksinasi”, terangnya.
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menyebut vaksin Sinovac minimal memiliki efikasi 60 persen.
Alasannya agar pembentukan herd immunity atau kekebalan kelompok dapat tercapai.
"Indonesia memang memerlukan efikasi vaksin terendah 60 persen, tidak bisa di bawah itu, karena terlalu berat untuk mencapai keberhasilan herd immunity," ujar Dicky.
Meski WHO menetapkan ambang batas minimal efikasi 50 persen, namun semakin tinggi efikasi maka herd immunity juga semakin efektif.
Baca juga: Pro Kontra Denda bagi Warga yang Menolak Disuntik Vaksin Corona, Epidemiolog: Harus Sukarela
Baca juga: Atlet Olimpiade Jepang Ragukan Efek Samping Vaksinasi Covid-19
Baca juga: Permenkes 84 Tahun 2020 Atur Tata Cara dan Jadwal Pelaksanaan Vaksinasi Vaksin Corona