Serba Serbi

Otonan Saat Tumpek Wayang, Ini Maknanya Dalam Hindu Bali

Otonan saat Tumpek Wayang, berikut ini maknanya dalam Hindu Bali, simak penjelasannya di sini

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
(Foto tidak terkait berita) Ni Made Erika Kamarini melaksanakan sembahyang di rumah. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Tumpek Wayang adalah hari suci Hindu di Bali, yang jatuh pada hari Sabtu Wuku Wayang.

Hari suci ini datangnya setiap 6 bulan sekali.

“Makna hari suci Tumpek Wayang adalah saat beryoganya Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan manifestasinya Ida Bhatara Iswara (Bhatara Siwa),” ujar Jero Mangku Ketut Maliarsa, Minggu (3/1/2021), kepada Tribun Bali.

Umat Hindu, kata dia, dimohon menghaturkan sesaji upacara, yaitu upakara untuk memohon keselamatan, kerahayuandan, dan kerahajengan baik bhuana agung dan bhuana alit.

Baca juga: Lahir Tumpek Wayang, Ini Bahaya dan Penebusnya

Baca juga: Tumpek Wayang, Ini Cerita di Balik Perayaan dan Upakara yang Dipersembahkan

Sehingga mencapai keharmonisan atau keseimbangan untuk menghindari kegelapan, kekacauan, keangkaramurkaan, hingga kesombongan.

Maknanya, kata dia, Tumpek Wayang ini agar manusia mulatsarira atau introspeksi diri.

Sehingga mencapai keseimbangan antara fisik dan pikiran, dan terwujud ketenangan serta kedamaian pikiran.

“Pikiran harus dikendalikan agar tidak liar dan terjerumus ke hal-hal negatif,” katanya.

Wuku Wayang disebut wuku tenget.

“Makanya kalau ada anak yang lahir pas Wuku Wayang harus diupacarai dengan mebayuh wayang sapuh leger,” sebutnya.

Karena menurut Lontar Kala Tatwa, anak yang lahir saat Wuku Wayang, maka Bhatara Siwa memberi izin kepada Bhatara Kala untuk memakannya.

“Kata sapuh leger terdiri dari dua kata, yakni sapuh artinya pembersihan, dan leger artinya maka atau kekotoran,” sebutnya.

Sehubungan dengan itu untuk menghindari hal negatif, maka anak ini perlu memohon tirta sapuh leger dari seorang dalang yang mementaskan wayang sapuh leger.

Minggu Wage (3/1/2021), adalah pembukaan untuk Wuku Wayang.

Baca juga: Tumpek Wayang - Inilah Kisah Mitologis Tentang Sapuh Leger, Bhatara Kala Ingin Memakan Adiknya

Baca juga: Purnama, Tumpek Wayang, hingga Buda Kliwon, Ini Rerahinan di Bali Selama November 2019

Maka seseorang yang lahir pada hari ini, upacara otonannya sama seperti otonan biasa.

Hanya saja, karena ada imbas wuku wayang mengikuti konsep kelahiran wuku wayang.

Sehingga yang lahir Redite Wuku Wayang memang agak keras hati, tetapi tidak sekeras yang lahir ketika pas pada hari suci Tumpek Wayangnya.

“Orangnya suka bekerja, agak murah hati dan dermawan, pandai merahasiakan hal penting, perintahnya tegas dan keras,” katanya.

Mengenai otonan, ia menjelaskan bahwa orang Bali memang sejak dahulu melakukan otonan ini.

“Otonan berasal dari kata wetu, yang artinya metu atau keluar dari garbaning ibu, dan waktu lahir disertai dengan nyama papat sebagai penjaga kita dalam kehidupan,” jelasnya.

Kelahiran manusia sudah membawa karma masing-masing dan kadang-kadang ada unsur buruk atau jelek itu, yang perlu dinetralisir dengan upacara otonan agar mendapat penjaggaan dari ‘nyama papat’ dan nendapat perlindungan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

“Maka perlu upacara maoton sebagai peringatan hari kelahiran orang Bali,” tegasnya.

Upacara otonan adalah upacara perpaduan antara pancawara, saptawara, dengan wuku kelahiran anak.

Serta selalu minta perlindungan penjagaan kepada catur sanak yang menyertai kelahiran agar selamat dan rahayu.

Baca juga: Anda Lahir Tumpek Wayang? Panjang Umur, Begini Perjalanan Hidupnya

Baca juga: Tumpek Wayang : Kisah Rare Kumara yang Ingin Dimangsa Bhatara Kala, Diselamatkan Seorang Dalang

Banten otonan pun berbeda dari banten sehari-hari lainnya.

Peruntungan Bagi yang Lahir Tumpek Wayang

Tumpek Wayang merupakan pertemuan antara Saptawara Sabtu (Saniscara) dengan Pancawara Kliwon dan wuku Wayang.

Bagi mereka lahir Tumpek, menurut wariga jatah hidupnya di dunia 102 tahun.

Perhitungan jatah umurnya bisa dilihat dari uripnya, dimana Sabtu memiliki urip 9 dan Kliwon memiliki urip 8, sehingga jumlahnya 17 dan jika dikalikan 6 hasilnya adalah 102 yang merupakan jatah umur bagi mereka yang lahir Tumpek.

Berdasarkan pal Sri Sedana, adapun peruntungan mereka yang lahir Tumpek yaitu sebagai berikut.

Umur 0 - 12 tahun mendapat nilai 1 yang artinya penghasilan sedikit.

Umur 13 - 18 tahun mendapat nilai 0 yang berarti penderitaan atau kesakitan.

Mendapat nilai 5 saat umur 19 - 24 tahun yang artinya hidup senang.

Saat berumur 25 - 30 tahun mendapat nilai 0 yang artinya mengalami penderitaan atau kesakitan.

Baca juga: Pangruwatan Sapuh Leger Bagi Kelahiran Tumpek Wayang, Bagaimana Jika Tidak Dilakukan?

Baca juga: Memaknai Tumpek Wayang, Ini yang Patut Dilakukan Umat Hindu Sehari Sebelum dan saat Hari H!

Ketika berumur 31 - 42 tahun naik menjadi 1 atau penghasilan sedikit.

Saat berumur 43 - 48 tahun nilanya 5 yang artinya hidup senang.

49 - 54 tahun memperoleh nilai 2 yang berarti penghasilan sedang.

Turun menjadi 0 saat umur 55 - 60 tahun berarti mengalami kesakitan atau penderitaan.

Saat umur 61 - 66 akan mendapatkan nilai 1 atau penghasilan sedikit.

Umur 67 - 72 tahun mendapat nilai 2 atau penghasilan sedang.

73 - 84 tahun memperoleh nilai 5 yang berarti hidup senang.

Ketika berumur 85 - 90 tahun turun menjadi 1 atau penghasilan sedikit.

Turun menjadi 0 saat umur 91 - 96 tahun yang berarti mengalami kesakitan atau penderitaan.

Dan saat umur 97 - 102 mendapat nilai 4 atau baik sekali.

Itulah jatah umur mereka yang lahir Sabtu Kliwon beserta peruntungannya.

Tidak mutlak untuk dipercayai karena setiap orang telah membawa tulis gidat (nasib) masing-masing dan semua telah diatur Hyang Kuasa.

Sedangkan bagi mereka yang lahir wuku Wayang akan memiliki banyak rejeki, teliti, namun agak angkuh.

Ilmunya banyak, suka di tempat sunyi, dan memiliki rasa bakti.

(ask/sup)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved