Berita Klungkung
Bahan Baku Mahal, Produsen Tahu Tempe di Klungkung Sampai Rumahkan Pegawai
Seorang produsen tempe dan tahu asal Desa Sulang, Klungkung Putu Sudana menjelaskan, kedelai sudah mengalami kenaikan sejak sebulan terakhir
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Wema Satya Dinata
Ini pukulan bagi produsen tahu dan tempe. Apalagi beberapa warga kami menggantungkan hidup dari usaha ini," ungkap Sukasna.
Ia pun berharap pemerintah segera mengambil langkah, untuk dapat kembali mengendalikan harga kedelai ini.
Sehingga para produsen tahu dan tempe di wilayahnya bisa kembali menggeliat.
Tingginya harga kacang kedelai, membuat para pengusaha tahu dan tempe di Desa Sulang, Klungkung kelimpungan.
Mereka bahkan harus mengurangi ukuran tahu dan tempe, karena harga bahan baku yang terus meningkat.
Ada pula produsen yang sampai merumahkan pekerjanya.
Seperti yang diungkapkan seorang pengusaha tahu dan tempe asal Banjar Grombong, Desa Sulang, Klungkung, I Nengah Sondra.
Ia mengatakan, kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe dalam beberapa hari terkahir alami kenaikan dari Rp 7.000 per kilogram, menjadi Rp 9.200 per kilogram.
" Harga bahan baku sekarang sangat tinggi. Para pengusaha seperti kami sangat merasa berat," keluh Sondra, Senin (4/1/2021).
Akibatnya, ia harus mengurangi ukuran tahun dan tempe yang ia produksi.
Baca juga: Harga Kedelai Meroket, Pengusaha Tempe di Buleleng Terpaksa Turunkan Jumlah Produksi
Termasuk mengurangi jumlah produksinya.
Jika harga kedelai normal, dalam sehari pihaknya mampu memproduksi tahun dan tempe sampai 500 Kilogram perhari.
Namun saat ini, hanya memproduksi rata-rata 250 kilogram per hari.
Untuk menekan biaya, ia harus menekan jumlah produksi.
Walaupun menurutnya permintaan tahu dan tempe masih tinggi di pasaran.
" Usaha kami sekarang asal usaha bisa jalan saja.
Kalau naikkan harga kami tidak bisa, terpaksa kami kecilkan ukurannya," jelasnya. (*)