Berita Tabanan

Ketua NasDem Tabanan Wayan Sarjana Meninggal, Sempat Minta Disuapi Anak dan Istri

Sarjana meninggal dunia di RS Bali Med Denpasar Senin (4/1/2021). Dua hari lalu ia sempat meminta semua keluarganya untuk menyuapin makannya.

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Made Prasetia Aryawan
Anak kedua Sarjana (tengah) didampingi adik bungsunya (kiri) menunjukan foto almarhum I Wayan Sarjana semasa hidup di rumah duka Banjar Pacung, Desa/ Kecamatan Baturiti, Tabanan, Senin (4/1/2021). Ketua NasDem Tabanan itu meninggal dengan keluhan sakit ambeien. 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Sejumlah krama sibuk mejejaitan di rumah duka Ketua DPW NasDem Tabanan, I Wayan Sarjana di Banjar Pacung, Desa/ Kecamatan Baturiti, Tabanan, Senin (4/1/2021).

Warga lainnya yang berasal dari berbagai wilayah juga silih berganti datang ke rumah duka dengan mengenakan pakaian adat madya dominan hitam.

Sejumlah keluarga dekatnya terlihat masih menangis, seolah tak percaya dengan kepergian politikus yang pernah menjadi anggota DPRD Tabanan selama tiga periode ini (dua periode dari PDIP) dan juga pernah menjadi Cabup Tabanan ini.

Sarjana meninggal dunia di RS Bali Med Denpasar sekitar pukul 03.45 Wita, Senin (4/1/2021).

Almarhum dikatakan menderita sakit ambeien sejak tiga bulan lalu dan mulai parah sejak Desember.

Jenazah Sarjana masih disemayamkan di bale dangin rumah duka.

Baca juga: POPULER BALI Ramalan Jro Bayu Gendeng tentang Kondisi Bali 2021 | Bekal Terakhir Rp 30 Ribu dari Ibu

Baca juga: Tulang Kerangka Manusia Ditemukan di Hutan Angker di Tabanan, Diduga Pria asal Desa Ini 

Baca juga: Ratusan Liter Tuak di Belimbing Tabanan Diserap per Hari, Dijadikan Bahan Baku Memproduksi Arak Bali

Adik bungsu Sarjana, Ni Luh Ketut Puspita Dewi menuturkan, selama ini kakaknya tak pernah mengeluh menderita sakit.

Hanya saja, pada 22 Desember lalu adalah hari pertama ia berobat ke RS Bali Med di Denpasar dengan keluhan ambeien.

Sejak saat itulah, ia mulai menjalani rawat inap di rumah sakit tersebut.

Selain menderita ambeien, ia juga mengalami penurunan fungsi hati.

Namun saat itu kondisinya masih bisa dibilang tak terlalu parah, sebab masih bisa datang ke UGD rumah sakit sendirian.

"Kakak saya tidak memiliki sakit yang parah, dia menderita ambeien saja sejak tiga bulanan lalu. Kemudian ada yang bilang lever itu tidak benar, hanya penurunan fungsi hati saja. Mungkin mereka yang bilang atau mendengar belum tahu pasti tentang sakit kakak saya," ungkap Puspita Dewi saat dijumpai di rumah duka, Senin (4/1/2021) sembari menuturkan bahwa dua pekan sebelum opname, Sarjana juga sempat berobat ke rumah sakit dengan keluhan yang sama. Sakit ambeien tersebut dikatakan memang genetik atau keturunan.

Puspita Dewi melanjutkan, selama menjalani perawatan di rumah sakit, semua keluarga silih berganti mendampinginya.

Selama opname, kondisi Sarjana dikatakan terus menurun setiap harinya.

Padahal kala itu, ia selalu makan dengan teratur. Hanya saja, dua hari lalu (Sabtu malam), kondisi Sarjana mulai drop.

Keesokan harinya, kondisinya terus menurun, hingga akhirnya sekitar pukul 03.45 Wita, Senin (4/1), Sarjana dinyatakan meninggal dunia.

Kabar ini mengejutkan dan menjadi pukulan keluarga yang ditinggalkan. Setelah itu, almarhum dibawa ke rumah duka di Banjar Pacung sekitar pukul 06.00 Wita. Untuk prosesi upacaranya akan dilaksanakan ngaben pada 15 Januari mendatang. 

Minta Disuapi Anak dan Istri
KEPERGIAN I Wayan Sarjana meninggalkan duka dalam bagi keluarganya.

Pria kelahiran 21 Juli 1972 ini dikenal sosok penyayang keluarga, suka bergaul, periang dan tak pernah mengeluh sakit.

Adik bungsu Sarjana, Ni Luh Ketut Puspita Dewi menuturkan, Sarjana tak memberikan pesan apapun sebelum meninggal dunia.

Hanya saja, dua hari lalu ia sempat meminta semua keluarganya untuk menyuapin makannya.

"Tidak ada berpesan apa, cuma dua hari lalu saja pingin disuapin makannya. Minta disuapin sama semuanya mulai dari istri, anak, hingga adiknya," kenangnya.

Di matanya, Sarjana merupakan sosok kakak yang memperhatikan adiknya, sayang keluarga, suka bergaul, periang.

"Kita di keluarga memang benar-benar kehilangan seorang kakak yang gak bisa disebutkan lagi," ucapnya sembari meneteskan air mata.

Puspita menyebutkan, almarhun meninggalkan seorang istri dan empat anak.

Anak pertamanya adalah Gede Adi Darmawina sudah menikah, anak kedua Ayu Indah Sari (sudah menikah), anak ketiga Mega Indah Sari (kuliah), anak keempat bernama Tatam Prananda yang saat ini masih SD kelas IV. Sedangkan istrinya bernama Ni Made Suryantini. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved