Berita Tabanan
Ratusan Liter Tuak di Belimbing Tabanan Diserap per Hari, Dijadikan Bahan Baku Memproduksi Arak Bali
Seorang petugas tampak sibuk memantau sebuah mesin destilasi yang menghasilkan tetesan air yang mengalir di saluran selang plastik di sebuah tegalan
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Seorang petugas tampak sibuk memantau sebuah mesin destilasi yang menghasilkan tetesan air yang mengalir di saluran selang plastik di sebuah tegalan wilayah Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, Kamis (31/12/2020).
Selain itu, sejumlah gentong berwarna biru yang bisa menampung hingga 100 liter tampak berjejer rapi disampingnya.
Adalah tempat pengolahan atau destilasi tuak jake asli Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, menjadi arak bali.
Sebab selama ini petani justru kelimpungan menjual hasil pertanian yakni tuak jake.
Baca juga: Dua Hari Hanya Terjual 15-20 Liter Arak, Petani Arak Mengeluh Permintaan Arak Menurun Drastis
Koperasi yang bergerak di bidang hasil pertanian ini akhirnya memasok atau membeli bahan baku arak yakni tual jake ini dari petani.
Koperasi ini kemudian mengolah tuak menjadi arak, kemudian bahan baku arak didrop ke salah satu pabrik di wilayah Denpasar untuk selanjutnya dikemas dan diedarkan.
Sebab, pabrik tersebut sudah memiliki ijin edar dan label BBPOM serta masuk Bea Cukai.
Menurut Pengelola Koperasi Karya Sajeng Bali, I Ketut Loka Antara, koperasi ini baru berdiri sejak sebulanan lalu ini fokus untuk menyerap hasil pertanian di Tabanan.
Langkah pertama yang dikakukan adalah menyerap hasil pertanian khususnya tuak jake yang dihasilkan petani asal Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan.
Sebab, selama ini tuak jake yang dihasil petani tersebut justru tak diserap dengan baik sehingga petani memilih untuk mengolahnya sendiri menjadi gula bali yang tentu hasilnya tak sepadan dengan prosesnya.
Selain itu, pengolahan tual jaka menjadi arak Bali ini sesuai dengan instruksi Pergub Bali Nomor 01 tahun 2020 tentang tata kelola minum fermentasi dan/atau destilasi khas Bali.
"Selain menyerap hasil pertanian di Tabanan, tujuan utama kami adalah agar nantinya bisa sebagai produsen bahan baku yang membuat perputaran ekonomi para petani menjadi stabil," kata pria yang juga Ketua Kadin (Kamar Dagang Indonesia) Tabanan.
Sejak beroperasi, kata dia, koperasi yang sudah dilengkapi legalitas izin dalam pegadaan bahan baku arak Bali ini sudah menyerap hasil puluhan petani yang tergabung dalam dua kelompok tani di Pupuan.
Dalam sehari, koperasi ini kerap menerima kiriman 100 liter lebih tuak dalam setiap harinya.
Baca juga: Popularitas Arak Bali Meningkat, Diyakini Bisa Bersaing dengan Minuman Luar
Per liternya koperasi ini membeli dengan harga Rp 5 ribu lewat Badan Usaha Milik Desa setempat.