Berita Klungkung
Ni Ketut Lendri dan 4 Anaknya Tinggal di Rumah Layaknya Gubuk, Dinding Tripleknya Usang dan Retak
Bertahun-tahun keluarga Ni Ketut Lendri (55), tinggal di rumah yang jauh dari kata layak untuk dihuni. Mereka tinggal di rumah selayaknya gubuk.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Bertahun-tahun keluarga Ni Ketut Lendri (55), tinggal di rumah yang jauh dari kata layak untuk dihuni.
Mereka tinggal di rumah selayaknya gubuk, itupun sudah dalam keadaan rusak parah.
Ni Ketut Lendri (55) seketika terharu, saat disambangi rombongan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta di Banjar Kemoning, Kelurahan Semarapura Klod, Klungkung, Selasa (5/1/2021).
Apalagi wanita empat anak itu, mengetahui kediamannya itu akan diperbaiki.
"Saya tinggal di bangunan ini bersama suami dan anak-anak saya," ungkap Ni Ketut Lendri.
Kediaman Ni Ketut Lendri memang jauh dari kata layak.
Rumah itu memiliki dinding triplek yang sudah tampak usang dan sudah retak dimana-mana.
Bambu dan kayu sebagai penyangga bangunannya sudah rapuh, sehingga harus diikat tali plastik seadanya.

Sementara atapnya yang berupa asbes, juga sudah retak dimana-mana dan terpasang seadanya.
Ni Ketut Lendri mengku tidak punya cukup uang untuk memperbaiki rumahnya itu.
Ia sudah beberapa tahun menjadi tulang keluarga, setelah sang suami Wayan Nata tidak dapat bekerja karena mengidap sakit gula darah (diabetes).
Ketut Lendri setiap harinya hanya berjualan canang, untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Baca juga: POPULER BALI Ramalan Jro Bayu Gendeng tentang Kondisi Bali 2021 | Bekal Terakhir Rp 30 Ribu dari Ibu
Baca juga: POPULER BALI Pria di Denpasar Meninggal Usai Berkencan| Biofarma Bakal Kirim Vaksin Covid-19 ke Bali
Baca juga: Kedelai Mahal Ukuran Tahu & Tempe Makin Kecil, Produsen di Bali Menjerit: Asal Usaha Bisa Jalan Saja
"Untuk biaya kehidupan sehari-hari saja kami sulit," jelasnya.
Namun Lendri juga bersukur, karena beberapa anaknya sudah bekerja, yakni Wayan Sumardana Putra (32) dan baru saja bekerja sebagai sopir.
Ni Made Suaryani, I Nyoman Mertayasa (29) yang bekerja sebagai tukang kebun.
Sementara anak bungsunya, Ni Ketut Lina Rasmini Dewi (17) kini masih kelas II di SMK Negeri 1 Klungkung.
Mereka semua tinggal dalam satu rumah yang berisi dua kamar. Bahkan satu kamarnya jadi satu dengan dapur.
"Rumah ini sangat tidak layak huni. Sementara untuk bantuan bedah rumah, ini tidak masuk peryaratan.
Karena bangunannya berada di lahan orang lain, yang masih kerabatnya. Sehingga sementara rumah ini, dibedah saja dulu menggunakan dana operasional saya," ungkap Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta. (*)