Corona di Indonesia
Ini Alasan Kebijakan PSBB Jawa Bali Dilaksanakan Mulai Tanggal 11 Januari 2021
Pelaksanaan PSBB terbatas dilakukan dengan menyasar beberapa kabupaten/kota di Jawa dan Bali yang dilaksanakan pada tanggal 11 hingga 25 Januari 2021
Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Pelaksanaan PSBB terbatas dilakukan dengan menyasar beberapa kabupaten/kota di Jawa dan Bali yang dilaksanakan pada tanggal 11 hingga 25 Januari 2021.
Pelaksanaan ini dilakukan setelah adanya libur panjang Natal dan Tahun Baru.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan kenaikan kasus positif akibat libur panjang berdasarkan siklus yang ada yakni 30 hingga 40 persen.
“Siklus Covid-19 itu 14 hari. Maka dua minggunya yang dipilih pemerintah yakni tanggal 11 Januari.
Baca juga: BREAKING NEWS - Bali Masuk Daerah Merah Covid-19 Jadi Alasan Kena PSBB
Apalagi di dunia sedang ada virus varian baru dari Inggris dimana Inggris melakukan lockdown bersamaan dengan dilakukannya vaksinasi.
Di Asia, Tokyo juga memperketat dan Bangkok lockdown,” kata Airlangga dalam audiensi dengan pimpinan Tribun Network se-Indonesia, Kamis (7/1/2021) sore.
Menurutnya, yang dibatasi jam operasionalnya dalam PSBB ini yakni restoran dan mall.
Sedangkan untuk kesehatan, bahan pangan, komunikasi, IT, industri, logistik, hotel, dan pelayanan dasar masih tetap dibuka.
Menurutnya, sejak bulan November telah terjadi peningkatan kasus sebesar 58 persen.
Pada bulan november, kasus perminggu sebesar 48.434 kasus positif Covid-19 di Indonesia dan pada Januari 2021 meningkat menjadi 51.986 kasus.
Selain itu, pemerintah juga tidak pernah melakukan lockdown dikarenakan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Hanya dengan PSBB saja, pertumbuhan ekonomi turun 7 persen dari kuartal ke kuartal dan untuk mengembalikan agar positif membutuhkan waktu yang lumayan panjang.
Pihaknya memperkirakan, pada kuartal 4 perekonomian akan minus 2.2 sampai minus 0.9.
“Pembatasan sosial yang dilakukan di Indonesia membuat perekonomian kita sebagai anggota G20 terendah pertumbuhannya nomor dua sesudah Cina. Jika di-lockdown kontraksi yang terjadi di atas 10 persen,” katanya.