Korban Bom Bali Waswas dengan Pembebasan Ustaz Abu Bakar Baasyir

Sebagai masyarakat saya sedikit waswas dengan keluarnya beliau karena apa yang dia lakukan sebelumnya.

Editor: Kander Turnip

Korban Bom Bali Waswas dengan Pembebasan Ustaz Abu Bakar Baasyir

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sekretaris Paguyuban Korban Bom Bali, Thiolina Marpaung mengaku risau dengan pembebasan Abu Bakar Ba'asyir.

"Sebagai masyarakat saya sedikit waswas dengan keluarnya beliau karena apa yang dia lakukan sebelumnya. Rasa waswas itu juga tidak bisa saya pendam terus. Saya bawa juga dalam doa, semoga beliau menjadi lebih baik lagi," kata Thiolina, Jumat (8/1/2021).

Secara pribadi, Thiolina menegaskan dirinya akan berupaya memaafkan Ba'asyir, walau mengalami sakit akibat insiden Bom Bali.

"Saya sendiri sudah berjanji dalam iman saya sejak 2002. Waktu itu kedua mata saya sakit sekali, begitu juga wajah saya. Saya sudah memakai pain killer, tetapi tidak sembuh-sembuh. Saya kemudian berdoa kepada Tuhan agar sakitnya diambil. Saya bernadzar kalau Tuhan mencabut rasa sakit ini, saya akan lakukan apapun yang Tuhan perintahkan. Jadi, walaupun bagi orang lain sulit memaafkan, saya akan berusaha (memaafkan) karena saya sudah berjanji," paparnya.

Thiolina berharap agar Ba'asyir dan semua pelaku Bom Bali yang sudah keluar dari penjara agar tetap diawasi.

Baca juga: Ustaz Abu Bakar Baasyir Langsung Peluk Anak, Ini Sikap Keluarga Korban Bom Bali

Baca juga: Ustaz Abu Bakar Baasyir Bebas 8 Januari Ini, Densus 88 Akan Mengawal

Baca juga: Abu Bakar Baasyir Bebas Murni Pada 8 Januari 2020, Begini Respon Keluarga

Hal senada diutarakan Garil Arnandha, yang ayahnya meninggal dunia akibat ledakan Bom Bali pada 2002.

"Saya berharap pemerintah harus benar-benar mengawasi dengan penuh segala kegiatan beliau agar menjaga keamanan negara," ujarnya.

Dia sejatinya tidak setuju Ba'asyir dibebaskan karena, menurutnya, yang bersangkutan "masih sangat berbahaya dan berpotensi akan menghidupkan terorisme di Indonesia".

"Bahkan semenjak dipenjara pun dia menolak mengikuti progam deradikalisasi dari pemerintah. Dan pada tahun 2019 ketika akan dibebaskan dengan program pembebasan bersyarat dia menolak karena enggan mendatangani dokumen setia Pancasila dan NKRI," jelasnya.

Walau Ba'asyir disebut-sebut tak lagi memiliki pendukung sebanyak dulu, Garil mewanti-wanti para pendukungnya

"Adalah manusia yang jika dipengaruhi hal-hal negatif bisa berbuat apa saja," ujarnya.

Endang Isnanik, ibu Garil Arnandha, mengatakan bahwa dirinya "sudah memaafkan".

"Dia sudah menjalani hukuman atas perbuatannya. Saya berharap mereka benar-benar kembali ke jalan yang benar. Kekhawatiran tetap ada, tapi positive thinking saja," katanya.

Langsung Peluk Anak

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved