Berita Bangli

Tetap Gelar Pembelajaran Tatap Muka, TK Negeri Bangli Terapkan Sistem Sif

Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di Bangli, tak hanya digelar pada tingkat SD dan SMP. Tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) di Bangli

Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Salah satu siswa TK Negeri Bangli ketika melakukan cuci tangan saat pulang sekolah, Kamis (7/1/2021) 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di Bangli, tak hanya digelar pada tingkat SD dan SMP.

Tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) di Bangli pun, juga telah menerapkan PTM.

Salah satunya di TK Negeri Bangli.

Sama halnya dengan SD maupun SMP, sekolah yang terletak di Jalan Brigjen I Gusti Ngurah Rai itu mulai menerapkan PTM pada 4 Januari lalu. 

Baca juga: Dinas Pendidikan Klungkung Mutasi 109 Guru dari Jenjang TK hingga SMA

Baca juga: Dr Komang Gede Sanjaya Luncurkan Buku Sistem Pendidikan Agama Hindu Berbasis Pasraman

Baca juga: Dua Hari Gelar Sekolah Tatap Muka, 2 SD di Bangli Kembali Terapkan Pembelajaran Daring, Ini Sebabnya

Kepala TK Negeri Bangli, Ni Nengah Trisnawati tidak menampik, jika sesuai edaran Menteri, pelaksanaan PTM untuk Paud baru bisa dilaksanakan pada bulan Maret mendatang.

Namun pihaknya menegaskan jika pelaksanaan PTM di TK Negeri Bangli, merupakan permintaan dari orang tua siswa.

Hal tersebut juga sudah ditindaklanjuti, dan mendapat persetujuan dari komite serta Dinas Pendidikan Bangli

"Kalau izin resmi sesuai edaran Menteri, memang tidak ada. Karena baru dijadwalkan bulan Maret mendatang. Walau demikian, sudah ada persetujuan dari sejumlah pihak terkait. Termasuk surat pernyataan dari orang tua," ucapnya Jumat (7/1/2021).

Baca juga: Meski 90 Persen Sekolah di Badung Siap Tatap Muka, Tapi Ditunda dengan Berbagai Pertimbangan Ini

Baca juga: Meski 90 Persen Sekolah di Badung Siap Tatap Muka, Tapi Ditunda dengan Berbagai Pertimbangan Ini

Penerapan PTM di TK Negeri Bangli, untuk membiasakan siswa mengenal lingkungan dan gurunya.

Terutama saat kembali ke sekolah secara resmi bulan Maret mendatang.

Kendati telah mendapatkan persetujuan, Trisnawati menegaskan jika pelaksanaan PTM di TK Negeri Bangli tetap menerapkan protokol kesehatan

Di antaranya orang tua tidak diperkenankan memasuki halaman sekolah, mewajibkan siswa menggunakan alat pelindung diri, hingga membiasakan siswa mencuci tangan sebelum masuk kelas dan saat keluar kelas.

Pihaknya juga menerapkan sistem sif, di mana dalam satu hari hanya dua rombongan belajar (rombel) yang mengikuti PTM, untuk mengantisipasi terjadinya kerumunan. 

"Awalnya saran dari Dinas Pendidikan, agar dalam satu hari maksimal siswa yang masuk ada lima anak per rombel. Namun dengan total delapan rombel, otomatis ada 40 anak termasuk orang tua yang menjemput."

"Sehingga kami khawatir terjadi kerumunan. Akhirnya ditentukanlah sistem sif dalam pelaksanaan PBM," ungkapnya. 

Dengan penerapan sistem sif, otomatis PTM di TK Negeri Bangli hanya ada empat hari efektif dalam sepekan.

Pun demikian, masing-masing rombel hanya mengikuti PTM selama satu kali per minggu. 

Lebih lanjut dijelaskan, alasan pelaksanaan PTM dengan sistem shift karena dalam satu rombel, rata-rata terdapat 15 orang anak.

Trisnawati juga mengatakan bahwa tidak semua anak mendapat persetujuan orang tua, untuk mengikuti PTM.

"Tidak ada paksaan untuk mengikuti PTM. Semua kembali pada keputusan orang tua. Jika tidak mendapat persetujuan, maka tetap kami layani dengan BDR (Belajar Dari Rumah/daring)," ucapnya. 

Dari yang sudah berjalan selama beberapa hari terakhir, Trisnawati mengatakan dalam setiap proses belajar mengajar (PBM) di kelas, rata-rata hanya diikuti delapan hingga 10 anak.

Jam belajar yang normalnya dilakukan 60 menit, juga dikurangi menjadi 30 menit.

"Kalau dulu sebelum pandemi, masuk jam 7.30 wita, jam 10.00 wita sudah pulang. Dulu anak-anak ada tri sandya di halaman, ada makan minum, ada ekstra, sekarang semua dibatasi," ucapnya. 

Pihaknya kembali menegaskan bahwa pelaksanaan PTM di TK Negeri Bangli sudah sesuai SOP protokol kesehatan.

Bilamana ke depan ditemukan gejala positif Covid-19 di lingkungan sekolah, Trisnawati menegaskan PTM akan dihentikan sementara, dan kembali pada BDR.

"Orang tua sekarang sudah sadar bilamana kondisi kesehatan anaknya kurang baik, maka langsung meminta izin tidak masuk. Begitupun dengan staf kami, juga akan meminta izin bilamana merasa kurang sehat agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved