Peringatan Dini BMKG: Bali Masuki Puncak Musim Hujan, Waspada Cuaca Ekstrem dan Bencana Alam

Puncak musim hujan di Bali hingga Februari 2021, masyarakat diminta waspada cuaca ekstrem dan bencana banjir hingga tanah longsor

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Rizal Fanany
(Foto ilustrasi) Pengendara menorobos genangan banjir di Jalan Kenyeri, Denpasar, Senin (14/12/2020). Puncak musim hujan di Bali hingga Februari 2021, masyarakat diminta waspada cuaca ekstrem dan bencana banjir hingga tanah longsor. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Puncak musim hujan di Bali hingga Februari 2021, masyarakat diminta waspada cuaca ekstrem dan bencana banjir hingga tanah longsor.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak Oktober 2020 telah memprediksikan bahwa puncak musim hujan akan terjadi pada Januari dan Februari 2021. 

"Saat ini tercatat sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu 93 persen dari 342 zona musim telah memasuki musim hujan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Minggu (10/1/2021). 

Deputi Bidang Klimatologi Herizal menjelaskan, sebagian besar wilayah terutama Jawa, Bali, Sulawesi Selatan hingga Nusa Tenggara saat ini telah memasuki puncak musim hujan yang diperkirakan akan berlangsung hingga Februari 2021.

Baca juga: Kerobokan Banjir Setinggi Setengah Meter, Aliran Sungai dan Got Meluap Akibat Hujan Lebat

Baca juga: Diguyur Hujan Seharian, Kawasan Tangkuban Perahu Kerobokan Direndam Banjir Setinggi 1 Meter

"Untuk itu, BMKG terus meminta masyarakat dan seluruh pihak untuk tetap terus mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang cenderung meningkat di dalam periode puncak musim hujan ini," ujar Herizal.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto menjelaskan, untuk tujuh hari ke depan diprediksi potensi cuaca ekstrem yang perlu diwaspadai.

Terutama untuk wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Bali, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Cuaca ekstrem tersebut sangat berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dapat membahayakan bagi publik.

Serta hujan lebat disertai kilat/petir dan gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan. 

Sebagai upaya mitigasi, BMKG juga menyampaikan informasi potensi banjir kategori menengah hingga tinggi untuk 10 hari ke depan.

Hal ini agar menjadi perhatian dan kewaspadaan bagi masyarakat terhadap potensi bencana banjir, longsor, dan banjir bandang. 

Berdasarkan analisis terintegrasi dari data BMKG, PUPR dan BIG, perlu diwaspadai daerah yang diprediksi berpotensi banjir adalah Aceh Barat Daya, Tapanuli-Sumut, Indragiri-Riau, Pesisir Selatan dan Solok-Sumbar, Bungo dan Kerinci-Jambi.

Juga Bangka-Belitung, Lampung Barat, Banten bagian selatan, Jawa Barat bagian barat dan timur, Jawa Tengah bagian timur wilayah pesisir utara serta bagian tengah dan barat, Jawa Timur bagian barat dan wilayah Tapal Kuda.

Kalimantan Barat bagian utara, Kalimantan Selatan bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian tengah, Sulawesi Barat bagian tengah, Sulawesi Selatan bagian utara dan selatan.

Baca juga: 4 Hari Terakhir BPBD Denpasar Terus Sedot Genangan Air Banjir di Sejumlah Titik Permukiman Warga

Baca juga: Banjir Serbu Rumah-rumah di Sidakarya Denpasar, Ini yang Dilakukan BPBD

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved