RENUNGAN Siwaratri: Malam Paling Gelap hingga Refleksi Kisah Lubdaka Sang Pemburu
RENUNGAN Siwaratri: Hari ini merupakan payogan Sang Hyang Siwa. Malam Paling Gelap hingga Refleksi Kisah Lubdaka Sang Pemburu.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Widyartha Suryawan
Ajaran tersebut tidak lain adalah gambaran cerita tentang seorang pemburu dan pembunuh bernama Lubdaka.
Dikisahkan ia melakukan perburuan, tidak mengenal kasih sayang, tidak mengenal tentang ketakutan, dan sebagainya.
“Karena hanya ingin mencari sesuap nasi untuk hidup, lalu ia beburu binatang,” ucap Ida Rsi.
Namun pada suatu ketika, terjadi kesialan, dimana setibanya di sebuah hutan, tidak ada satupun binatang yang ia jumpai. Bahkan kijang dan hewan lainnya tidak ada sama sekali.
Hal ini membuatnya terus berjalan ke tengah hutan yang sangat lebat hingga tiba di suatu tempat yang angker.
Ia tersesat hingga malam menjelang dan Lubdaka tidak mendapatkan apapun.
Dengan rasa lapar dan tidak tahu jalan kembali, maka si Lubdaka mencari tempat yang baik untuk berteduh dan menjaga diri dari sergapan binatang buas.
Sampailah Lubdaka di sebuah telaga atau danau yang cukup luas.
Karena lelah, ia beristirahat di sana sembari naik ke atas pohon agar tidak disergap binatang buas seperti harimau.
Sembari menunggu binatang buruannya, jikalau ada yang lewat.
Matahari terbenam, malam kian gelap dan Lubdaka merasa cukup ketakutan.
“Memang malam ketika sasih kapitu sangat gelap dan pekat,” jelas Ida rsi.
Lubdaka kini berada di atas pohon Maja (Bilwa) yang ada di pinggir telaga tersebut.
Ia takut ketiduran dan jatuh dari atas pohon, lalu dipetiklah daun Maja dan dijatuhkan satu per satu ke bawah.
Ia lakukan itu guna menghilangkan kantuk, dan dilakukan sampai pagi.