Denpasar

Wajar Harga Cabai Rawit Mahal, Petani Sudah Rugi Selama Dua Musim Tanam

I Wayan Sunarta menilai, mahalnya harga cabai rawit di pasaran saat ini sangat wajar. Sebab petani sudah mengalami kerugian selama dua musim tanam

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Noviana Windri
TRIBUN BALI/ I PUTU SUPARTIKA
Foto : Penjual cabai di Pasar Badung 

Untuk diketahui, data produksi cabai rawit tahun 2020 dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali menunjukkan, produksi cabai rawit mulai tinggi dari Maret hingga Oktober.

Baca juga: Harga Cabai Rawit di Denpasar Makin Mahal, Tembus Harga Rp 93 Ribu Perkilogram

Pada Maret, produksi cabai di Bali mencapai 22.292 kuintal dan turun sedikit ke angka 21.092 kuintal pada bulan berikutnya.

Pada bulan Mei, produksi cabai rawit di Bali pada 2020 mencapai titik tertinggi dibandikan dengan bulan lainnya, yakni mencapai 62.259 kuintal.

Setelah itu produksi cabai menurun menjadi 61.656 kuintal pada Juni, 55.719 kuintal pada bulan Juli dan 22.005 kuintal pada Agustus 2020.

Ketika bulan September, produksi cabai rawit sempat naik di angka 34.142 kuintal dibandingkan dengan Agustus 2020.

Namun produksi cabai rawit kembali turun menjadi 12.968 kuintal pada Oktober 2020.

Kondisi tersebut berbeda dengan saat musim hujan.

Pada Januari, produksi cabai rawit hanya mencapai 17.199 kuintal dan bahkan turun ke 6.475 kuintal pada Februari 2020.

Pada November, produksi cabai rawit turun dalam menjadi 9.188 kuintal namun naik ke 13.863 pada Desember 2020. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved