Pilpres Amerika Serikat
Pendukung Donald Trump Bakal Kepung Gedung Capitol Jelang Pelantikan Joe Biden
Laporan terbaru menyebutkan, ekstremis bersenjata pendukung Donald Trump bakal mengepung Gedung Capitol menjelang pelantikan Joe Biden
TRIBUN-BALI.COM, WASHINGTON DC – Suhu politik dan keamanan di Amerika Serikat makin panas menjelang pelantikan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat.
Laporan terbaru menyebutkan, ekstremis bersenjata pendukung Donald Trump bakal mengepung Gedung Capitol menjelang pelantikan Joe Biden 20 Januari 2021.
Kabar itu disampaikan Conor Lamb, anggota DPR AS yang diberi pengarahan tentang ancaman baru terhadap anggota Kongres AS, Senin (11/1/2021).
"Mereka berbicara tentang 4.000 patriot bersenjata untuk mengepung Capitol dan mencegah Demokrat masuk," kata Lamb kepada Alisyn Camerota dari CNN.
Baca juga: Jelang Pelantikan Joe Biden, FBI Ungkap Rencana Aksi Massa Bersenjata di 50 Negara Bagian
Baca juga: Jelang Pelantikan Joe Biden, DPR AS Siap Rilis Pemakzulan Kedua Donald Trump
Baca juga: Pegawai Kemenlu AS Bikin Geger, Unggah Pengumuman Donald Trump Sudah Mundur
Conor Lamb dan anggota kongres lainnya mendapat pengarahan mengenai rencana pengepungan tersebut. Mereka diberi pengarahan kapan saatnya melawan dalam kondisi memaksa.
“Mereka berkomitmen untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Anda tahu, mereka adalah patriot dan mereka berbicara tentang tahun 1776, kemerdekaan AS, dan sekarang ini adalah kontes keinginan," kata Conor Lamb.
Lamb menegaskan tidak mau berdialog dengan para ekstremis pendukung Donald Trump. Lamb harapkan para pembuat onar tersebut langsung diproses hukum.
“Sayangnya, itu termasuk Presiden (Trump). Itulah mengapa dia perlu dimakzulkan dan diberhentikan dari jabatannya,” kata Conor Lamb.
Biro Investigasi Federal (FBI) sudah lebih dulu memperingatkan adanya aksi protes bersenjata di Gedung Capitol AS dan di 50 Gedung Capitol negara bagian.
Peringatan tersebut bakal meningkatkan kewaspadaan di antara anggota parlemen dan pejabat penegak hukum setelah aksi pengepungan Capitol Hill 6 Januari 2021.
Kepada CNN dua anggota Parlemen AS dari Partai Demokrat yang berpartisipasi dalam pengarahan tersebut mengatakan mereka akan mengikuti beberapa skenario jika ada ancaman.
"Mereka sangat kuat ketika kita lemah. Saat itulah psikologi massa mulai berkuasa dan mereka menjadi berani,” kata seorang anggota parlemen.
“Tetapi ketika bertemu kekuatan yang ditentukan, saya pikir banyak kepercayaan dunia fantasi tentang apa yang akan terjadi ketika mereka datang ke Washington akan mencair,” tuturnya.
Anggota tersebut menambahkan bahwa anggota parlemen berharap pasukan Garda Nasional yang dikirim ke ibu kota juga harusnya diperiksa.
The Washington Post, Selasa (12/1/2021), melaporkan sebuah kantor FBI di Norfolk, Virginia, mengeluarkan peringatan bahwa para ekstremis sedang bersiap untuk melakukan perjalanan ke Kota Washington DC.
Meskipun laporan FBI itu disebut sebagai laporan intelijen yang belum dievaluasi, berbagai pertanyaan muncul tentang bagaimana pejabat penegak hukum melewatkan tanda-tanda yang mengarah kepada pengepungan pekan lalu dan kesiapan menjelang adanya ancaman terbaru.
Baca juga: Respon Upaya Pemakzulannya oleh Demokrat, Donald Trump Sinis dan Sebut Sangat Konyol
Komite pengukuhan di Kongres AS pada Selasa (12/1/2021) mengatakan, akan membahas strategi keamanan khusus untuk pelantikan Joe Biden pada Rabu (13/1/2021) waktu setempat.
Komite mengharapkan kehadiran penegak hukum dan Garda Nasional yang signifikan sebagai bagian dari langkah keamanan berlapis saat pelantikan Presiden AS.
Di Washington DC, langkah keamanan sedang ditingkatkan. Badan penegakan hukum level federal, negara bagian, dan lokal bersiap untuk mencegah aksi kekerasan.
Wali Kota Washington Muriel Bowser, pada Senin (11/12021), mendesak rakyat AS untuk menghindari ibu kota negara tersebut selama pelantikan Joe Biden. Mereka disarankan berpartisipasi secara virtual.
Bowser menyebut ada kelompok ekstrem bersenjata dan berbahaya di AS.
Atas permintaan Muriel Bowser, Donald Trump menyetujui deklarasi darurat untuk kota tersebut sebelum upacara pelantikan Joe Biden.
Selain memperingatkan kemungkinan lebih banyak demonstrasi bersenjata oleh kelompok sayap kanan beberapa hari mendatang, FBI melacak adanya berbagai ancaman yang merugikan presiden terpilih Joe Biden menjelang pelantikannya.
Laporan tersebut menambahkan, ancaman juga menyasar Wakil Presiden AS terpilih Kamala Harris dan Ketua DPR AS Nancy Pelosi.
Baca juga: Serikat Pramugari Minta Pendukung Donald Trump Dilarang Naik Pesawat Komersial
Ditanya apakah Joe Biden harus tetap melakukan pelantikannya luar gedung mengingat adanya potensi pelanggaran keamanan, Conor Lamb mengatakan Biden ingin ada di luar.
"Saya yakin Joe Biden terpilih sebagai presiden dengan selisih besar karena rakyat AS memercayainya untuk menjalankan kekuasaan sebagai panglima tertinggi,” ujar Lamb.
“Saya melihatnya di televisi kemarin bahwa dia mengatakan tidak takut melakukan ini (pelantikannya) di luar. Dan saya setuju dengannya dan saya percaya padanya," kata Lamb.
Conor Lamb mengatakan dia akan berada di samping Joe Biden karena mereka tak mau kalah dengan kelompok ekstremis yang ingin membuat kerusuhan di Gedung Capitol.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com berjudul Jelang Pelantikan Biden, Ekstremis Pendukung Trump Dilaporkan Bakal Kepung Gedung Capitol
