Gubernur Koster hingga Kapolda Bali Disuntik Vaksin Sinovac, Berikut Ini 7 Data dan Fakta-faktanya

Tujuan diadakannya penyuntikan pada pejabat publik ini adalah untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksin covid 19 aman.

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Kambali
Tribun Bali/Rizal Fanany
Gubernur Bali, Wayan Koster disuntik vaksin Covid-19 produksi Sinovac oleh tim medis di Rumah Sakit Bali Mandara, Denpasar, Kamis (14/1/2021). Selain Koster, sejumlah pejabat juga ikut dalam penyuntikan vaksin Covid-19. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Sebanyak 17 pejabat dan tokoh di Provinsi Bali mengikuti vaksinasi Covid-19 di Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM), Denpasar, pada, Kamis (14/1/2021).

Gubernur Bali, I Wayan Koster mengikuti vaksinasi Covid-19. 

Koster didampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya.

Penyuntikan vaksin perdana ini menggunakan vaksin jenis Sinovac yang dikirim langsung Biofarma Bandung.

Provinsi Bali menerima vaksin yang berasal dari China tersebut pada, Selasa (5/1/2021) lalu. 

Alur vaksinasi ini dimulai pada registrasi dilanjutkan dengan skrining kesehatan dengan pengecekan suhu tubuh, tensi serta ditanyai sebanyak 13 pertanyaan, termasuk pertanyaan pernah memiliki riwayat terpapar Covid-19 atau tidak.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Perdana di Bali, Sejumlah Anggota Dewan Tak Ikut Disuntik

Berikut data dan fakta-fakta yang dirangkum Tribun Bali:

1. Koster merasakan sedikit sakit

Penyuntikan vaksin Covid-19 jenis Sinovac, dilakukan di bagian lengan kiri Gubernur Bali, Wayan Koster pada, Kamis (14/1/2021).

Penyuntikan dilakukan dr. Putu Gede Surya Wibawa, M.Biomed, Sp.PD yang merupakan salah satu dokter penyakit dalam di RSBM. 

Koster mengatakan rasanya disuntik vaksin sedikit sakit dan sedikit tegang. 

"Sedikit sakit dan sedikit tegang rasanya," ungkap Koster selesai disuntik vaksin. 

Koster juga memberikan penjelasan terkait vaksinasi Covid-19 di Bali tersebut. 

"Bapak Presiden RI, Joko Widodo sudah memberikan contoh langsung dan teladan kepada masyarakat Indonesia, termasuk kita di Provinsi Bali, sehingga saya yakin vaksin ini sudah bisa diterapkan bersama dalam rangka mempercepat penanganan Covid-19," katanya.

"Untuk itu, saya menyambut baik kegiatan vaksin ini yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dan saya juga mengucapkan terima kasih ke pemerintah pusat yang sudah memberikan perhatian serius untuk Pulau Bali dalam rangka memberikan vaksin Covid-19," ungkapnya.

Baca juga: Keluyuran dan Abaikan Prokes Setelah Vaksinasi Covid-19, Raffi Ahmad Minta Maaf ke Presiden Jokowi

2. Kapolda Bali juga disuntik vaksin

Gubernur Bali Wayan Koster langsung menuju ke ruang observasi untuk menunggu apakah terdapat reaksi dari vaksin tersebut selama 30 menit. 

Setelah memasuki ruang observasi selama 30 menit bersama 15 pejabat lainnya.

Di antaranya Kapolda Bali, Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, Kasdam IX Udayana, Brigjen TNI Candra Wijaya, Kejati Bali, Erbagyo Rohan, SH, MH, Kepala BPK RI Wilayah Bali, DR. Drs. Sri Haryono.

Juga DPD-RI Perwakilan Bali, Bambang Santoso, Kepala BPOM Bali, DRA. Ni G.A.N Suarningsih, Sekda Bali, Dewa Made Indra, Kepala BPBD Bali, Drs. I Made Rentin, M.Si, Kakesdam IX/Udayana, I Made Mardika, Kepala BPKP Bali, Muhammad Masykur.

Ketua PHDI Bali, Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana., M.Si, Deputi BPJS, Beno Herman, Direktur RSUP Sanglah, dr. I Wayan Sudana, M.Kes, dan DPW PPNI Bali, I Gusti Ngurah Ketut Sukadarma.

Koster berdoa agar kegiatan vaksin ini berjalan lancar, sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Baca juga: Setelah Vaksinasi Covid-19, Apa Saja Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi?

3. Dirut RSUP Sanglah tak merasakan efek negatif

Dirut RSUP Sanglah, dr. Wayan Sudana ketika Disuntikkan vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara pada, Kamis (14/1/2021).
Dirut RSUP Sanglah, dr. Wayan Sudana ketika Disuntikkan vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara pada, Kamis (14/1/2021). (Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari)

Direktur Umum RSUP Sanglah Denpasar, dr. Wayan Sudana juga mengikuti vaksinasi Covid-19 pada, Kamis (14/1/2021) di RS Bali Mandara. 

Ketika dikonfirmasi bagaimana rasanya disuntik vaksin Covid-19 pada lengan kiri atas, Sudana mengatakan tidak terasa sakit dan aman. 

"Tidak terasa sakit dan aman. Dan ketika menunggu di ruang observasi, tidak ada efek negatif yang dirasakan," ungkapnya. 

Dan ketika menunggu di ruang observasi, ia mengatakan tidak ada efek negatif yang muncul dan bahkan saat ini ia berada di kantor untuk bekerja kembali. 

"Saat menunggu di ruang observasi biasa-biasa saja, dan sekarang kembali ke kantor kerja seperti biasanya," tambahnya. 

Sudana mengatakan akan mendapatkan vaksin tahap kedua dua pekan setelah vaksin pertama dilakukan atau pada Kamis (28/1/2021) mendatang bersama dengan Gubernur Bali.

Baca juga: 17 Pejabat di Bali Sudah Disuntik Vaksin Covid-19, Koster Bakal Kembali Ikuti Vaksinasi Tahap Kedua

4. Dosis Setengah CC

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya mengatakan vaksin covid 19 sangat aman terbukti ketika ia sudah disuntikkan vaksin dan menunggu di ruang observasi selama kurang lebih 30 menit tidak terjadi reaksi apapun. 

"Tujuan diadakannya penyuntikan pada pejabat publik ini adalah untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksin covid 19 aman. Dan setelah ke-17 pejabat tersebut melakukan verifikasi serta skrining tidak ditemukan masalah sehingga dapat mengikuti kegiatan vaksinasi covid 19," ungkapnya pada, Kamis (14/1/2021). 

Lalu setelah selesai divaksin para pejabat memasuki ruangan observasi dan menunggu selama 30 menit dengan tujuan mendeteksi apakah terdapat efek dari vaksin tersebut atau yang biasa disebut dengan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi).

Sementara untuk dosis yang diberikan ketika penyuntikan vaksin sebanyak setengah cc. 

"Dan beberapa pejabat yang umurnya sudah di atas 60 tahun nantinya akan dilakukan kegiatan vaksinasi yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan vaksin jenis Sinovac ini diperuntukkan untuk orang di bawah umur 60 tahun. Sedangkan untuk pemberian vaksin kepada masyarakat akan diberikan secara bertahap," jelasnya. 

Bulan Januari hingga Maret nantinya vaksin akan difokuskan terlebih dahulu kepada tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam penanganan covid 19.

Pada bulan selanjutnya kegiatan vaksinasi menyusul pada pelayanan publik. 

Kegiatan vaksinasi ini memang sangat bergantung pada jumlah vaksin yang ada.

Dikarenakan kegiatan vaksinasi yang bertahap maka pemberian vaksin juga akan bertahap.

Selain itu setiap orang yang divaksin akan diberikan dua kali dosis dalam waktu dua pekan. 

"Rencananya Gubernur Koster akan mengikuti vaksinasi tahap kedua setelah dua minggu lagi pada pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Bali Mandara," terangnya.

Baca juga: Amnesty Tentang Keras Pendekatan Pidana dan Penjara terkait Vaksinasi Covid-19, Sebut Melanggar HAM

5. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi bisa saja terjadi setelah seseorang selesai mengikuti kegiatan vaksinasi. 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya menjelaskan contoh-contoh dari KIPI.

"Bentuk dari KIPI sendiri contohnya ruam-ruam berwarna merah pada kulit, nyeri, demam dan bahkan kadang-kadang bisa shok. Dan kejadian KIPI bisa saja terjadi di luar jangkauan waktu 30 menit," ungkapnya. 

Suarjaya menambahkan, jika mengalami hal tersebut agar langsung datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. 

"Jika mengalami gejala seperti itu setelah mengikuti vaksinasi, agar langsung melakukan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan terdekat," lanjutnya. 

Ia juga menerangkan, namun biasanya waktu krusial dari efek penyuntikan vaksin maksimal 30 menit.

Dan ketika Gubernur Koster dalam ruangan observasi selama 30 menit tidak merasakan apapun sama halnya dengan Kadiskes Provinsi Bali yang juga tidak merasakan efek negatif dari penyuntikan vaksin Covid-19.

"Dan selama disuntikkan vaksin covid-19 virus saya tidak merasakan apapun bahkan jika dibandingkan ketika digigit oleh semut itu lebih terasa sakit atau gatal tapi ketika di vaksin saya tidak merasakan sakit atau efek negatif apapun," kata dia.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Denpasar Dimulai Besok, Vaksin Sinovac Mulai Didistribusikan ke 17 Fasyankes

6. Sasaran mencapai 2.999.400

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya melaporkan tujuan dari vaksinasi Covid-19 ini untuk membentuk kekebalan kelompok, menurunkan kesakitan dan kematian akibat Covid-19, melindungi dan memperkuat sistem kesehatan, dan menjaga produktivitas dan meminimalkan dampak sosial, serta ekonomi.

"Dalam vaksinisasi ini, kami juga akan menyasar pemberian vaksin yang jumlahnya mencapai 2.999.400," kata dia.

"Secara rinci akan diberikan kepada Tenaga Kesehatan dan Tenaga Penunjang Faskes, termasuk Tenaga Tracing sebanyak 30.320, kemudian diberikan kepada Pelayan Publik seperti TNI, POLRI, Satpol PP, Guru, hingga Aparat Hukum sejumlah 263.389," kata dia,

"Dilanjutkan diberikan ke Masyarakat Rentan (geo spasial, sosial ekonomi, red) sebanyak 1.290.243, dan diberikan kepada Masyarakat dan Pelaku Ekonomi sejumlah 854.756, serta yang tidak ketinggalan pemberian vaksin ini juga menyasar Masyarakat Rentan (Lansia, red) yang jumlahnya mencapai 560.782," jelas Suarjaya.

Untuk sasaran awal, kata dia, pemberian vaksin ini akan dilakukan kepada orang yang berusia 18-59 tahun, dan berikutnya disusul usia 60 tahun.

Suarjaya menegaskan pasca vaksinasi di Provinsi Bali ini, kemudian para tenaga kesehatan di Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kota Denpasar yang terlebih dahulu mendapatkan vaksin Covid-19 ini.

"Mengenai jumlahnya, untuk di Kabupaten Badung mencapai 5.533 Tenaga Kesehatan yang siap menjalani vaksin, dilanjutkan Tenaga Kesehatan di Kabupaten Gianyar mencapai 4.231, kemudian Kota Denpasar sebanyak 12.032 Tenaga Kesehatan yang siap menjalani vaksin," kata dia.

Baca juga: Ini Kata Raffi Ahmad saat Jalani Vaksinasi Covid di Istana Kepresidenan Bismillahirrahmanirrahim

7. Bali prioritas penanganan Covid-19

Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan Bali menjadi prioritas dalam penanganan Covid-19, karena Bali menjadi destinasi pariwisata dunia.

Untuk itu, pemerintah pusat sudah menyiapkan porsi yang cukup banyak vaksinnya untuk Bali dengan harapan besar Pandemi Covid-19 ini berakhir.

"Kita bisa kembali melakukan upaya-upaya percepatan peningkatan ekonomi di Provinsi Bali," kata dia.

"Kita lihat semua pariwisata Bali dan ekonomi Bali sangat terpukul akibat pandemi ini, sehingga kita berdoa agar pandemi ini berakhir, kegiatan vaksin berjalan lancar, masyarakat kita sehat, dan kita semua bisa kembali melakukan upaya-upaya percepatan peningkatan ekonomi di Provinsi Bali," ujar Koster. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved