Berita Jembrana
Rumahnya di Pekutatan Jembrana Hanyut Diterjang Banjir Bandang, Misbah Sebut Kerugian Rp 250 juta
Salah seorang korban bencana banjir bandang di Banjar Loloan Desa Medewi Kecamatan Pekutatan, Misbah mengaku banjir bandang
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Salah seorang korban bencana banjir bandang di Banjar Loloan Desa Medewi Kecamatan Pekutatan, Misbah mengaku banjir bandang begitu cepat menyapu bersih rumahnya.
Nyaris 95 persen material rumahnya hanyut dibawa banjir bandang yang terjadi Jumat 15 Januari 2021 lalu itu.
Misbah mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 250 juta.
Beruntungnya, sertifikat rumahnya berhasil diselamatkan.
Baca juga: Misbah Tak Menyangka Rumahnya Hanyut, 12 Rumah Rusak Dihantam Banjir Bandang di Pekutatan Jembrana
Misbah menuturkan, rumahnya memang berada sangat dekat di sungai.
Rumahnya memiliki luas sekitar 3,7 are atau 370 meter persegi.
Dan saat ini yang masih tersisa hanya terasnya saja.
Ia pun kebingungan dengan kejadian ini, bagaimana membangun lagi rumahnya untuk ditinggali, karena sudah tergerus air alias setanah-tanahnya pun ludes.
“Kemungkinan saya taksir ini pak ya, sekitar Rp 250 juta kerugian seluruhnya.
Rumah saya rumah permanen ada setifikatnya juga,” ucapnya Senin 18 Januari saat ditemui di posko darurat.
Misbah mengaku, bahwa sudah dari lama ada penggerusan air sungai ke senderan rumahnya. Dan sudah sejak lama pulalah ia meminta sungai untuk diluruskan.
Karena sungai itu belok maka memang sudah sering menghantam senderan rumahnya.
Ia mengaku bahwa saat mendirikan rumahnya, juga sudah dengan pertimbangan. Dimana sungai itu awalnya jauh jaraknya dari bantaran sungai sekitar tujuh meter.
“Makanya saya berani mendirikan karena dulunya itu jauh sekitar tujuh meter.
Kalau menantu saya, Agus Suparwan juga rugi karena rumahnya juga dihantam banjir bandang sekitar Rp 170 juta-an mengalami kerugian. Rumahnya belum total tergerus atau hanya separuh saja,” ungkapnya.
Baca juga: 10 KK Terdampak Banjir Bandang di Jembrana Bali Direlokasi ke Tenda Darurat
Ia mengungkapkan, bagaimana banjir bandang itu begitu cepat menghantam rumahnya dan menggerus seluruh material rumah.
Awalnya pada Kamis 14 Januari 2021, ia tidur sekitar pukul 23.00 WITA.
Kemudian ia tidur di bawah ranjang dan istrinya di ranjang.
Sekitar pukul 04.00 Wita, ia ditelepon oleh keponakannya.
Kemudian ia membuka pintu keluar, betapa kagetnya air sudah besar, dan menggerus hampir separuh rumahnya.
Kemudian, ia keluar dan melihat pohon kelapa sudah hilang. Pondok kayu ambrol. Belum lagi mesin penggilingan padi hanyut miliknya kelompoknya sebanyak tiga unit.
“Saya sempat mengambil seritifikat tanah. Tapi juga ada uang Rp 5 juta hilang dimana itu milik kelompok yang dititipkan kepada saya,” bebernya. (*).