Berita Jembrana
10 KK Terdampak Banjir Bandang di Jembrana Bali Direlokasi ke Tenda Darurat
Pihak BNPB dan aparat terkait mendirikan tenda darurat di sekitaran Banjar Loloan Desa Medewi Kecamatan Pekuatatan, Jembrana, Bali yang menjadi lokasi
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Pihak BNPB dan aparat terkait mendirikan tenda darurat di sekitaran Banjar Loloan Desa Medewi Kecamatan Pekuatatan, Jembrana, Bali yang menjadi lokasi terdampak banjir bandang, Jumat 15 Januari 2021 lalu.
Ada sekitar empat tenda yang didirikan untuk merelokasi warga terdampak.
Sebanyak 10 kepala keluarga direlokasi dan tinggal sementara waktu di tenda darurat tersebut.
Pantauan di lokasi tenda darurat, warga terdampak sudah sebagian membawa perabotan rumah tangga mereka.
Mulai dari lemari, kursi, kasur bantal guling, kemudian peralatan dapur juga turut dibawa.
Tenda darurat didirikan di sekitaran lokasi kejadian di tanah lapang yang cukup untuk memuat 10 KK tersebut.
Baca juga: Bupati Terpilih Nengah Tamba Kunjungi Warga Terdampak Banjir Bandang di Pekutatan Jembrana
Baca juga: Polres Dibantu BPBD Jembrana Bersih-Bersih Pantai Medewi Pasca Banjir Bandang
Baca juga: Kapolres Jembrana Salurkan Bantuan pada Korban Banjir Bandang di Pekutatan
Korlap Posko Bencana, I Wayan Sujana mengatakan, saat ini ada empat tenda besar, yang didirikan untuk menampung sementara waktu sebanyak10 KK, sejak Jumat 15 Januari 2021 hingga Senin 18 Januari 2021 ini.
Sejatinya, untuk warga terdampak ada sekitar 12 KK, namun yang dua KK karena rumah mereka masih dapat ditinggali, maka yang dua KK tidak ikut karena tidak terlalu terkena imbas.
“Ada 10 di sini (tenda darurat). Yang dua KK karena memang tidak terlalu terkena imbas, maka masih tinggal di rumahnya,” ucapnya Senin 18 Januari 2021.
Sujana menuturkan, selain pendirian tenda, pihak terkait juga mendirikan setidaknya ada tempat cuci tangan dan dapur umum.
Kemudian untuk MCK saat ini tidak didirikan, karena warga bisa untuk menumpang tetangga.
Selain itu juga dengan pertimbangan lokasi yang kurang memungkinkan untuk pendirian MCK (lokasi relokasi tidak terlalu besar).
“Untuk MCK dengan pertimbangan luas lahan yang tidak memungkinkan dan juga nanti jorok, maka memang tidak didirikan,” bebernya.
Baca juga: Misbah Tak Menyangka Rumahnya Hanyut, 12 Rumah Rusak Dihantam Banjir Bandang di Pekutatan Jembrana
Baca juga: BPBD Jembrana Salurkan Air Bersih bagi Warga Terdampak Banjir Bandang di Pekutatan
12 Rumah Rusak
Sebelumnya diberitakan, bencana Banjir bandang di aliran sungai Desa Pulukan dan Desa Medewi Kecamatan Pekutatan, terjadi Jumat 15 Januari 2021 sekitar pukul 04.00 Wita.