Pesan dari Roma, Wartawan Jangan Biarkan Diri Dimanipulasi Orang Lain

Ketiga imam konselebrans itu berasal dari Indonesia. Misa virtual Buka Tahun Baru Bersama PWKI 250 wartawan dari berbagai pelosok Indonesia.

Penulis: DionDBPutra | Editor: DionDBPutra
Tangkapan layar zoom
Misa virtual dari Roma Italia dalam rangka Buka Tahun Baru Bersama XVI 2021 Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia bersama Rm Agustinus Purnomo MSF (Superior General Kongregasi MSF), RP Markus Solo Kewuta SVD - Konselebeans Utama dan Rm Paulus Laurentius Pitoy MSC (Asisten Superior General Kongregasi MSC), Sabtu 23 Januari 2021. 

TRIBUN-BALI.COM  - Wartawan harus menjadi garam dan terang. Para wartawan tidak boleh membiarkan diri dimanipulasi oleh orang lain agar misi serta jati dirinya menjadi garam yang melezatkan dan terang yang menerangi tidak kabur agar diperoleh kebenaran.”

Demikian ditegaskan RP Markus Solo Kewuta SVD, konselebrans utama dalam misa secara virtual Buka Tahun Baru Bersama Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia ( PWKI ) XVI – 2021, Sabtu malam 23 Januari 2021.

Konselebrans lain dalam misa buka tahun PWKI yang diadakan di Roma, Italia itu adalah Rm Agustinus Purnomo MSF, kini Superior General Kongregasi MSF, dan Rm Paulus Laurentius Pitoy MSC (asisten Superior General Kongregasi MSC).

Baca juga: Kisah Wartawan yang Pertama Kutip Tangan Tuhan Maradona hingga Menyebar ke Seluruh Dunia

Baca juga: 274 Wartawan Dipenjara Sepanjang 2020, Rekor Tertinggi Sejak Tahun 1990

Ketiga imam konselebrans itu berasal dari Indonesia. Misa virtual Buka Tahun Baru Bersama PWKI diikuti 250 wartawan dari berbagai pelosok Indonesia termasuk Tribun Bali.

Markus Solo yang menjadi konselebran utama saat ini merupakan staf Dewan Kepausan Untuk Dialog Antarumat Bergama untuk Takhta Suci dan berkedudukan di Vatikan.

Pastor asal Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur itu menegaskan, krisis yang muncul di Indonesia pada saat ini terutama disebabkan ada sebagian masyarakat yang tidak mendukung serta bekerjasama secara jujur dan sekaligus sepenuh hati kepada presiden yang resmi dipilih secara demokratis.

Hal ini menambah berbagai kompleksitas krisis yang menambah berbagai persoalan yang dulu belum terpecahkan.

Selain itu, kata Pastor Markus, ikatan kebangsaan dan spirit keindonesiaan pada saat ini melemah. Alasan utama adalah telah terjadi polarisasi dalam tubuh bangsa Indonesia.

Menurut dia, kemajemukan bangsa Indonesia seharusnya menjadi kekuatan. Masyarakat harus terus didorong untuk menyadari anugerah kemajemukan tersebut.

“Saya mengimbau kepada wartawan Indonesia terutama wartawan Katolik untuk mejaga keutuhan dengan mempererat ikatan dan spirit keindonesiaan demi utuhnya NKRI. Caranya dengan berpegang pada tiga hal yakni percaya pada penyertaan Tuhan, aktif menebarkan benih kasih dan kebenaran serta terus mengabarkan warta gembira,” tegas Markus Solo.

Markus Solo menggarisbawahi, dalam menunaikan tugasnya, PWKI menghadapi tantangan dunia Indonesia yang sebagian warganya berani berada dalam “post-truth era” atau “era pasca-kebenaran”, yang lebih suka menyebar hoax dan fake news daripada kebenaran.

“Mengutip pernyataan Rasul Paulus, kelompok masyarakat post truth itu lebih suka memilih menjadi hamba-hamba huruf dan kalimat yang dapat menghancurkan nilai-nilai kehidupan bersama, daripada menjadi hamba-hamba roh yang menyebarkan nafas-nafas kehidupan yang menyelamatkan. Tantangan inilah yang harus dihadapi para wartawan, terutama ketika berenang melawan arus, terjadi pertentangan nurani dan bahkan yang melukai integritas,” ujar Markus Solo.

Dalam konteks ini, wartawan siapapun orangnya seharusnya menjadi “nabi” (modern) yang hidup di zaman “open society” (masyarakat terbuka) seperti sekarang ini.

Para wartawan harus siap menjadi ‘nabi” yang berani ditolak , dicemooh ketika harus memperjuangkan kebenaran “Wartawan harus menjadi garam dan terang," ujarnya.

Hanya saja, diingatkan Pastor Markus. karena kebenaran cenderung memperhamba manusia atas nama hukum dan aturan, wartawan harus memiliki kasih untuk mengontrol kebenaran itu sendiri.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved