Berita Bali

Terkait Rencana Menparekraf Sandiaga Uno Berkantor di Pulau Dewata, Begini Respons Pemprov Bali

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menyambut baik rencana Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
Biro Humas Kemenparekraf
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno - Terkait Rencana Menparekraf Sandiaga Uno Berkantor di Pulau Dewata, Begini Respons Pemprov Bali 

Saat ini, inisiatif tersebut tengah dikaji secara komprehensif.

Menurut Sandiaga, berkantor di Bali sangat diperlukan karena berkaitan dengan prinsipnya yang percaya jika melihat, mendengar, dan merasakan langsung.

“Ini kita sedang coba finalkan agar perhatian ini, seeing is believing.

Kalau cuma ngomong-ngomong dari Jakarta, enggak ada di Bali, pasti enggak akan punya kredibilitas,” jelasnya.

Sandiaga melanjutkan, berkantor di Bali juga dapat membuka ruang diskusi antara dirinya dengan pelaku usaha atau pemerhati sosial seperti Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik yang akrab disapa Mbok Niluh.

“Saya sangat menikmati kalau kita langsung mendengar tanpa ada laporan dari staf Kemenparekraf yang ‘asal bapak senang’,” ujarnya.

Kendati demikian, keputusan berkantor di Bali tidak akan diambil secara sepihak.

Sandiaga berharap pihaknya mendapat masukan dari para pemangku kepentingan terkait soal gagasan tersebut.

Dalam diskusi virtual yang dihadiri Sandiaga, turut juga hadir Gubernur Bali I Wayan Koster dan Kepala Pusat Pengkajian Ekowisata Universitas Warmadewa Prof. Dr. Aron Meko Mbete.

Ada juga Mbok Niluh, Ketua Vox Point Indonesia Yohanes Handoko Budhisedjati, dan Ketua DPD Vox Point Indonesia Yoseph Gede Sutmasa.

Baca juga: Bertemu Pelaku Pariwisata di Bali, Menteri Sandiaga Ajak Pelaku Usaha Bangkitkan Pariwisata 

Saat ini, pandemi Covid-19 sudah berlangsung hampir setahun di Indonesia.

 Hal tersebut memberi dampak langsung terhadap sektor pariwisata Nusantara, khususnya di Bali.

Sebanyak lebih dari 80 persen masyarakat di sana yang menggantungkan hidupnya pada sektor tersebut berduka.

Sebab, mereka kehilangan pendapatan akibat ditutupnya akses hingga langkanya wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved