Berita Badung
Ketua Komisi III Soroti Kinerja PDAM Badung, Ungkap Tahun 2020 Alami Kerugian Rp 13,8 Miliar
Komisi III DPRD Badung menyoroti kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama terutama soal pendapatan.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Komisi III DPRD Badung menyoroti kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama terutama soal pendapatan.
Pasalnya tidak banyak adanya keluhan dari masyarakat, pendapatan PDAM Badung juga dinilai merosot hingga mengalami kerugian mencapai Rp 13,8 Miliar.
“Kami mendapat informasi dari laporan keuangan PDAM tahun 2020 mengalami kerugian sebesar Rp 13,8 miliar,” ujar Ketua Komisi III DPRD Badung I Putu Alit Yandinata Senin 25 januari 2021.
Politisi PDI Perjuangan itu mengaku mendapat informasi terkait dengan kinerja PDAM Badung tahun 2020 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Baca juga: PDAM Badung Sebut Ada Penurunan Pendapatan di Tengah Pandemi Covid-19 Hingga 50 Persen
Salah satu parameternya adalah kerugian pada tahun 2020 yang mencapai Rp 13,8 miliar.
“Data ini sebelum dilakukan audit, jadi kemungkinan angkanya bisa semakin membengkak.
Namun untuk lebih jelasnya kami akan mengundang PDAM untuk rapat kerja terkait laporan tersebut,”kata Alit Yandinata.
Apakah kerugian bukan karena pengratisan pelanggan 3 bulan selama pandemi covid-19?
Kalau itu dijadikan alasan, lanjut politisi PDI Perjuangan ini, hitungannya sangat jelas.
Dikatakannya, akibat penggratisan pembayaran selama 3 bulan, PDAM kehilangan pendapatan sebesar Rp 6,8 miliar, ditambah refocusing anggaran akibat covid-19 sebesar Rp 200 juta, jadi total Rp 7 miliar.
“Dari perhitungan itu, coba Rp 13,8 miliar dikurangi Rp 7 miliar jadi masih kerugian Rp 6,8 miliar,”ujarnya.
Padahal kehilangan pendapatan sebesar Rp 6,8 miliar dan refocusing anggaran Rp 200 juta, sudah diperhitungkan menjadi beban dalam RKAP Perubahan.
Ia juga mengatakan Target laba tahun 2020 sebelumnya dipasang Rp 30,8 Miliar.
Namun karena adanya covid-19 target pun diturunkan pada RKAP perubahan menjadi Rp 2,1 miliar.
“Jadi sudah kita turunkan target Rp 28 Miliar,” katanya
Baca juga: Pendaftaran Seleksi Calon Direksi PDAM Badung Ditutup Besok, Hingga Kini Sudah Ada 8 Pelamar
“Anehnya dari informasi yang kita peroleh untuk tahun 2020 pendapatan hanya terealisasi 92 %, sedangkan biaya terealisasi 102 % atau melebihi anggaran,”katanya.
Yang juga menjadi pertanyaan kebocoran air juga sangat tinggi.
Per Desember 2020 kebocoran mencapai 43,61%.
Pihaknya berencana dalam waktu dekat memanggil Direksi dan jajaran Dewan Pengawas untuk meminta penjelasan.
Sehingga masalah tersebut berapa jumlah pengeluaran dan pendapatan PDAM Badung bisa ditemukan dengan pasti sesuai data riil.
“Nanti kita akan panggil dan akan kita lakukan rapat kerja. Ini baru informasi yang saya dapat,” tungkasnya.
Akui Ada Penurunan Pendapatan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama Kabupaten Badung mengakui di tahun 2020 mengalami penurunan pendapatan.
Bahkan penurunan pendapatan mencapai 50 persen lantaran adanya pandemi covid-19.
Dirut PDAM Tirta Mangutama Badung, I Ketut Golak saat dikonfirmasi Senin 25 januari 2021 mengaku target yang telah ditetapkan mengalami penurunan drastis di tengah Pandemi Covid-19.
Pasalnya dari target yang diharapkan yakni di wilayah selatan, justru tidak terpenuhi.
Baca juga: Hujan Lebat, Pasokan Air PDAM Badung Terganggu,14 Ribu Pelanggan Terancam Tak Dapat Air Bersih
“Sebenarnya kita berharap pada pendapatan di Badung selatan.
Karena hotel, Restoran, Bandara banyak membutuhkan air,” katanya.
Namun karena pandemi covid-19 kata Golak, pendapatan pun tidak memenuhi target yang ditetapkan, sehingga mengalami kerugian.
Ia pun mengaku di kuta selatan sendiri pihaknya menargetkan pendapatan sebesar Rp 6 Miliar selama sebulan.
“Pandemi kan sudah 10 bulan. Jadi kurang lebih 50 miliar lebih pendapatan kita berkurang, karena di kuta selatan menurun,” ucapnya.
Ia pun mengaku, karena pendapatan menurun, jadi seakan-akan kerugian yang terjadi.
Pasalnya biaya yang dikeluarkan tetap seperti Operasional, Pembelian Bahan Kimia, maupun perbaikan harus tetap jalan.
“Biaya-biaya tetap, karena akibat covid-19 inilah pendapatan kita menurun,” tegasnya kembali.
Disinggung mengenai pernyataan komisi III DPRD Badung yang mengatakan PDAM mengalami kerugian Rp 13,8 Miliar tersebut, pihaknya pun berjanji akan menjelaskan kepada komisi III.
Pasalnya selain pendapatan turun, PDAM Badung juga memberikan air gratis selama pandemi dengan total anggaran mencapai Rp 7 Miliar.
“Untuk pengeluaran saya lupa berapa, karena banyak termasuk operasional, pembelian zat kimia dan yang lainnya. Yang jelas untuk tahun 2020 ini pendapatan PDAM Badung turun mencapai Rp 53 Miliar,” ujarnya sembari mengatakan, untuk permasalahan ini kami akan sampaikan ke Komisi III dalam rapat kerja.
Pihaknya mengatakan untuk PDAM sendiri tidak serta merta bisa menurunkan atau memotong biaya-biaya pengeluaran.
“Kalau memang ada kerugian akan kami sampaikan lebih detail pada rapat kerja, karena data ini tidak bisa ekspose keluar, mohon maaf sekali kami tak bisa berikan data rinci,” paparnya.
Pihaknya mengatakan meski banyak pengeluaran, namun PDAM menurutnya tidak boleh berhenti beroperasi, pasalnya PDAM harus bisa melayani masyarakat.
“Jadi tidak ada uang yang dirugikan, ini karena pendapatan kita yang tidak mencapai target.
Intinya bukan laba rugi yang kita tonjolkan ke masyarakat, namun pelayanan yang kita tonjolkan, bagaimana kita bisa memberikan pelayanan dalam kondisi covid-19 ini,” tungkasnya (*)