Geger Pasar Muamalah Transaksi dengan Dirham dan Dinar, Bank Indonesia Tegaskan Hal Ini

Transaksi jual beli di pasar tersebut tidak menggunakan mata uang rupiah, melainkan menggunakan dinar dan dirham.

Editor: Kander Turnip
KOMPAS.com/NURWAHIDAH
Ilustrasi uang. 

“Kalau Minggu orang habis olah raga atau jalan-jalan suka mampir ke sini. Ramai, tapi kalau sudah selesai ya sepi lagi,” ujarnya.

Pengamatan Tribun, pasar tersebut tidak terlalu luas dan didirikan tenda seperti acara resepsi pernikahan untuk pedagang menjajakan dagangannya.

Tepat di depan pasar juga ada beberapa warung makan dan toko obat herbal. Sementara di sisi samping ada rumah warga berderet.

Menariknya, pasar muamalah juga tidak menggunakan Rupiah sebagai alat tukar, melainkan Dirham.

Mata uang ini merupakan uang dari perak dan emas berbentuk koin dan sudah digunakan sejak zaman Rasul.

Selain berada di Depok, pasar muamalah serupa juga terdapat di Tanjung Pinang, Bintan, Kepualauan Riau.

Pasar bernama Pasar Sultan tersebut diadakan selama sepekan sekali pada Sabtu, sementara pasar muamalah di Tanjungpura, Ketapang, diadakan dua kali sepekan pada Jumat dan Minggu.

Meski terkesan memperlihatkan suasana layaknya pada zaman Rasul, namun ternyata keberadaan pasar ini cukup menyita perhatian.

Bahkan salah satu akun YouTube bernama Kanal Anak Bangsa membagikan sebuah opini bahwa dikhawatirkan terdapat indikasi infiltrasi ekonomi berbasis khilafah.

Selain itu akun ini juga memuat tentang adanya ancaman terhadap ideologi Pancasila. (Tribun Network/kps/van/wly)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved