Corona di Indonesia
Pandemi Virus Corona Salah Satu Faktor Meningkatnya Stunting, Ini Perintah Jokowi
Prediksi presiden didasari pandemi Covid-19 yang menjadi salah satu faktor penyebabnya.
Pandemi Virus Corona Salah Satu Faktor Meningkatnya Stunting, Ini Perintah Jokowi
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi angka stunting akan meningkat.
Di tahun 2019, angka stunting berada di angka 27,6 persen pada tahun 2019.
Prediksi presiden didasari pandemi Covid-19 yang menjadi salah satu faktor penyebabnya.
"Angka stunting kita di 2019 masih di 27,6 persen. Angka ini diperkirakan akan naik karena pandemi di 2020 dan saat ini," kata Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Kemitraan Program Bangga Kencana tahun 2021, Kamis 28 Januari 2021.
Presiden telah menunjuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai komando dalam menekan angka stunting.Jokowi menyebut, bahwa target menuju angka 14 persen stunting di tahun 2024 harus dikejar.
Meski, tantangan yang dihadapi akan sulit mengingat pandemi Covid-19 masih berlangsung.
"Jadi target 14 persen di 2024 bukan target enteng tapi kalau kerja serius, lapangan dikuasai, bekerja sama, berkolaborasi. Saya kira penurunan stunting bisa dilakukan secara signifikan," jelasnya.
Presiden memerintahkan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo untuk berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait dalam setiap kegiatan menekan stunting.
• Benarkah Vaksin Covid-19 Dapat Sebabkan Stunting? Berikut Penjelasan dr Ketut Suarjaya
• Cegah Stunting, Menteri Bintang Puspayoga Imbau Para Ibu Berikan ASI Eksklusif
"Karena yang memiliki infrastruktur organisasi sampai ke bawah adalah BKKBN. Sekali lagi, kegiatan-kegiatan itu nanti akan dikoordinasi Menko PMK dan ketua pelaksananya ada di kepala BKKBN," ucap Jokowi.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menambahkan, BKKBN yang akan memimpin program penanggulangan stunting yang kini angkanya mencapai 27,6 persen.
Program penurunan stunting masuk ke dalam program pembangunan keluarga.Landasan hukumnya yakni undang-undang nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.
"Sehingga pembangunan keluarga tidak hanya terbatas kepada masalah pembatasan angka kelahiran dan penjarangan angka kelahiran tetapi betul-betul pembangunan keluarga yang integral salah satunya yang menjadi isu besar adalah masalah penurunan angka stunting," kata Muhadjir dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin 25 Januari 2021 lalu.
Presiden Muhadjir menegaskan kembali sudah meminta BKKBN membuat langkah langkah konkrit dan terukur untuk target penurunan stunting hingga 2024 nanti.
Presiden menargetkan angka stunting turun hingga mendekati angka 14 persen.
"Presiden menyampaikan bahwa untuk pemetaan stunting di Indonesia sebenarnya sudah sangat detail dan jelas, dan beliau menekankan supaya itu dijadikan dasar untuk kita membuat langkah-langkah konkrit, detail dan terukur sampai tahun 2024 nanti," katanya.
• Pencegahan Stunting Dimulai dari Wanita Remaja, Pemberian Tablet Tambah Darah hingga Garam Beryodium
• Makan Satu Butir Telur Setiap Hari Dapat Meningkatkan Pertumbuhan & Mengurangi Risiko Stunting Anak
Menurut Muhadjir nantinya program penurunan stunting akan difokuskan di beberapa kementerian saja.
Tujuannya agar program penurunan stunting dapat terkonsolidasikan dengan baik sampai 2024 nanti.
"Begitu juga alokasi anggaran yang selama ini tersebar di 20 kementerian dan lembaga, beliau meminta supaya difokuskan kepada beberapa Kementerian yang memang memiliki perpanjangan tangan langsung ke bawah," katanya.
Muhadjir mengungkapkan alasan Presiden Jokowi concern terhadap penurunan angka stunting.
Salah satunya yakni dampak yang ditimbulkan akibat bayi atau anak yang terkena stunting.
"Kenapa angka stunting ini menjadi perhatian dari bapak Presiden, karena kita tahu kalau orang, atau anak, atau bayi sudah telanjur kena stunting pada usia 1000 hari awal kehidupan, maka perkembangan kecerdasannya itu tidak akan bisa optimal sampai nanti dewasa, menjadi usia produktif," kata Muhadjir.
Berdasarkan data Bank Dunia jumlah angkatan kerja Indonesia yang sewaktu bayinya mengalami stunting mencapai 54 persen.
Artinya 54 persen dari jumlah angkat kerja Indonesia merupakan penyintas stunting.
"Inilah Kenapa bapak Presiden memberikan perhatian yang sangat-sangat khusus berkaitan dengan masalah stunting ini," katanya. (tribun network/taufik/yuda)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/pengecekan-pada-ibu-hamil-dan-bayi.jpg)