Pencegahan Stunting Dimulai dari Wanita Remaja, Pemberian Tablet Tambah Darah hingga Garam Beryodium
Walaupun dalam masa pendemi Covid-19, namun pelayanan di Puskesmas I Denpasar Selatan berjalan seperti biasa.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Walaupun dalam masa pendemi Covid-19, namun pelayanan di Puskesmas I Denpasar Selatan berjalan seperti biasa.
Termasuk untuk pengecekan stunting.
Untuk antisipasi kasus stunting pada anak, diperlukan proses yang panjang.
Pencegahannya dimulai sejak wanita awal remaja.
• Ramalan Zodiak Keuangan 19 Agustus 2020, Gemini Jangan Mengabaikan Kondisi Keuanganmu
• Luhut Binsar Ingin Dokter Asing Dimudahkan Untuk Buka Praktik di Indonesia
• Video TikTok Orang ke-5 Pemilik Uang Rp 75 Ribu di Bali Viral, Datangi Bank Indonesia Pagi-pagi
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Puskesmas 1 Denpasar Selatan, AA Ngurah Gede Dharmayuda, Rabu (19/8/2020) siang.
"Pencegahan stunting ini dimulai dari awal remaja. Mulai dari cek status gizi remaja, juga ibu hamil. Nanti saat melahirkan juga diukur status gizinya, jangan sampai melahirkan bayi stunting," kata Dharmayuda.
Akan tetapi ada faktor genetik yang mempengaruhi stunting ini.
"Butuh proses panjang dan pantau status gizi, jangan sampai anemia. Harus rutin juga kontrol kehamilan dan ada juga program pemberian makanan tambahan," katanya.
Selain itu, ada juga pemberian garam beryodium untuk membantu metabolisme dalam tubuh.
Untuk remaja juga ada pemberian tablet tambah darah.
Sementara untuk mengetahui bayi tersebut stunting atau tidak perlu dilakukan pengecekan status gizi, tinggi badan dan berat badan.
Apalagi dengan adanya pandemi Covid-19 ini, daya beli masyarakat menurun sehingga rentan terjadi stunting.
Oleh karena itu pihaknya tetap membuka layanan kesehatan.
Namun dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Pihaknya menambahkan, untuk di wilayah kerjanya yakni di Denpasar Selatan tak ada kasus stunting.
Bahkan menurutnya, kasus stunting di Denpasar, Bali, sangat rendah.
Malahan yang banyak ditemukan yakni kasus obesitas pada anak. (*).