Pemerintah China Bungkam Kerabat Para Korban Saat Tim WHO Selidiki Asal-usul Covid-19

Puluhan orang kerabat korban Covid-19 berkumpul secara daring dalam grup media sosial China WeChat. Namun, pemerintah China sudah hapus grup itu.

Editor: DionDBPutra
Xinhua.net
Rumah sakit pertama khusus pasien terinfeksi virus corona di kota Wuhan, provinsi Hubei, China Tengah pada Januari 2020. Rumah sakit bernama Huoshenshan ini rampung dikerjakan dalam delapan hari. 

TRIBUN-BALI.COM, WUHAN - Pemerintah China dilaporkan membungkam kerabat para korban virus corona Wuhan saat tim ahli Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) sedang menyelidiki asal-usul pandemi tersebut.

Puluhan orang kerabat korban Covid-19 berkumpul secara daring dalam grup media sosial China WeChat. Namun, pemerintah China telah menghapus grup media sosial mereka tersebut.

Para kerabat korban berkumpul dalam grup medsos untuk akuntabilitas dari pejabat Wuhan yang mereka salahkan karena penanganannya tehadap wabah Covid-19 di awal penyebarannya akhir tahun 2019.

China Sudah Izinkan Ahli WHO Masuk ke Negara Itu untuk Selidiki Asal-usul Covid-19

WHO Kecewa Ditolak China, Saat Ingin Selidiki Asal Usul Virus Corona

Virus Corona Baru di Inggris Tak Mempan Vaksin dan Menyebar Lebih Cepat, Begini Respon WHO

Upaya tersebut telah dibungkam dan intimidasi, kata keluarga terdekat, seperti yang dilansir dari Daily Mail pada Rabu 27 Januari 2021.

Tekanan yang meningkat dalam beberapa hari terakhir, tampaknya untuk memberangus kritik apapun serta menghindari rasa malu negara itu selama penyelidikan WHO yang sangat sensitif.

Grup di platform media sosial WeChat yang digunakan oleh 80-100 anggota keluarga selama setahun terakhir, tiba-tiba dihapus tanpa penjelasan sekitar 10 hari yang lalu, kata Zhang Hai, anggota grup dan kritikus vokal penanganan wabah tersebut.

"Ini menunjukkan bahwa (pemeirntah China) sangat gugup. Mereka takut keluarga-keluarga ini akan berhubungan dengan ahli WHO," kata Zhang (51) yang ayahnya meninggal di awal pandemi diduga terpapar Covid-19.

Para ahli WHO tiba di Wuhan pada 14 Januari 2021 dan dijadwalkan keluar dari karantina 14 hari pada Kamis 28 Januari 2021. Setelah itu mereka mulai menyelidiki asal-usul virus tersebut.

"Ketika WHO tiba di Wuhan, (pihak berwenang) secara paksa menghancurkan (kelompok itu). Akibatnya kami kehilangan kontak dengan banyak anggota," kata Zhang.

Kerabat terdekat lainnya mengonfirmasi penghapusan grup yang WeChat dioperasikan oleh raksasa digital China Tencent.

Platform populer itu secara rutin menyensor konten yang dianggap tidak pantas oleh pemerintah.

Kerabat menuduh pemerintah provinsi Wuhan dan Hubei membiarkan Covid-19 lepas kendali dengan mencoba menyembunyikan wabah ketika pertama kali muncul di kota pada Desember 2019, kemudian gagal memberi tahu publik dan mengacaukan tanggapan.

Menurut angka resmi China, itu menewaskan hampir 3.900 di Wuhan, terhitung sebagian besar dari 4.636 kematian yang dilaporkan China.

Banyak kerabat dekat yang tidak mempercayai angka-angka itu, mengatakan kelangkaan pengujian pada hari-hari awal wabah yang kacau membuat banyak orang kemungkinan besar telah meninggal tanpa dipastikan mengidap penyakit tersebut.

Meskipun China telah mengendalikan pandemi Covid-19 secara luas di negaranya, China telah menggagalkan upaya independen untuk melacak asal-usulnya.

Sebaliknya, ia berusaha untuk menangkis kesalahan atas korban manusia dan ekonomi dunia yang mengerikan dengan mendorong, tanpa bukti, bahwa itu muncul di tempat lain.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved