Berita Bali

Hari Raya Pagerwesi di Bali, Persembahyangan, Sarana Upakara dan Makna dalam Lontar Sundarigama

Pagerwesi ini dirayakan setiap enam bulan atau 210 hari sekali dan dilaksanakan hari ini, Rabu 3 Februari 2021.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Kambali
Tribun Bali/Rizal Fanany
Umat hindu melaksanakan persembahyangan Pagerwesi di Pura Jagatnatha, Denpasar, Rabu 3 Februari 2021. Pelaksanaan persembahyangan Pagerwesi dilakukan pembatasan jumlah pemedek yang melakukan persembahyangan dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Persembahyangan di Pura Jagatnatha digelar hingga pukul 20.00 Wita. 

“Saat Pagerwesi ini kita memagari diri supaya tidak melakukan hal yang tidak baik.

Dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki akan mampu menghilangkan awidya dalam diri kita,” katanya.

Besok Pagerwesi, Ini Bantennya Dalam Agama Hindu

Sementara itu, seorang anggota Linmas Kelurahan Dangin Puri, Kota Denpasar, Putu Oka Susirna mengatakan, penjagaan ini dilakukan mulai pukul 10.00 Wita.

“Kami dibagi ke dalam dua shift, shift pagi mulai pukul 10.00 hingga pukul 14.00 Wita dan dilanjutkan shift kedua hingga pukul 20.00 Wita,” katanya.

Satu shift penjagaan terdiri atas 8 orang petugas.

Oka Susirna mengatakan, penjagaan ini juga rutin digelar setiap hari raya Hindu termasuk saat Purnama dan Tilem.

“Kami memastikan penerapan protokol kesehatan berjalan dengan baik. Makanya kami siapkan hand sanitizer sampai alat pengecekan suhu,” katanya.

Sehari Sebelum Pagerwesi Disebut Sabuh Mas, Upacara untuk Sarwa Berana, Ini Persembahannya

Pagerwesi dalam Lontar Sundarigama

Foto ilustrasi - Sejumlah Krama Desa Adat Buleleng, Bali saat melaksanakan tradisi Memujung di hari raya Pagerwesi, Rabu, 8 Juli 2020.
Foto ilustrasi - Sejumlah Krama Desa Adat Buleleng, Bali saat melaksanakan tradisi Memujung di hari raya Pagerwesi, Rabu, 8 Juli 2020. (Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani)

Dalam lontar Sundarigama dijelaskan tentang Hari Raya Pagerwesi sebagai berikut;

Buda Kliwon, ngaran Pagerwesi, Sang Hyang Pramesti Guru, sira mayoga, kairing dening watek dewata nawasanga, gawerdiaken uriping sarwa tumitah, tumuwuh maring bhuana kabeh, irika wenang sang sedaka mengarga puja parikrama, pasang lingga, ngarcana padue Ida Betara Parameswara.

Artinya:

Pada hari Rabu (Buda) Kliwon wuku Sinta, diaebut dengan Pagerwesi, saat hari raya ini yang dipuja yaitu Sang Hyang Pramesti Guru atau Siwa dan diiringi oleh Dewata Nawasanga.

Tujuannya yaitu untuk menyelamatkan segala makhluk yang lahir dan tumbuh di alam ini. 

Oleh karena itu patutlah para sulinggih melakukan pemujaan untuk semua cipataan Bhatara Prameswara.

Memagari Diri Saat Hari Raya Pagerwesi, Ini Upakara yang Dipersembahkan

Dalam website PHDI, phdi.or.id juga disebutkan Pagerwesi ini memiliki artinya pagar dari besi yang melambangkan suatu perlindungan yang kuat. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved