Berita Bali
Kadinkes Bali Sebut Banyak Nakes Tidak Lolos Screening Vaksinasi Covid-19 Akibat Miliki Hipertensi
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya mengatakan untuk saat ini nakes yang gagal mengikuti vaksinasi Covid-19 kebanyakan
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Terdapat beberapa tenaga kesehatan yang tidak bisa mengikuti vaksinasi Covid-19.
Hal itu dikarenakan tenaga kesehatan (Nakes) tersebut pernah terjangkit Covid-19 serta memiliki kormobid di dalam tubuhnya.
Ketika ditemui, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya mengatakan untuk saat ini nakes yang gagal mengikuti vaksinasi Covid-19 kebanyakan dikarenakan memiliki hipertensi atau tekanan darah tinggi.
"Dan pada saat dilakukan pengecekan seperti tensi baru diketahui nakes tersebut memiliki hipertensi mungkin hal tersebut dikarenakan kecemasan atau ketakutan atau mungkin nakes tersebut tidak menyadari bahwa dirinya memang memiliki hipertensi sejak lama," ungkapnya pada, Kamis 4 Februari 2021.
• BREAKING NEWS - Dinas Kesehatan Bali Akan Terima Vaksin Covid-19 Ketiga Sejumlah 25.320 Vial
Hal tersebutlah yang membuat cakupan vaksinasi untuk tenaga kesehatan menjadi rendah.
"Tapi kami juga sampaikan jika tenaga kesehatan memiliki hipertensi agar melakukan pengobatan selama dua hingga tiga hari
Setelah itu melakukan pengecekan kembali jika keesokan paginya normal ya ikut saja Kegiatan vaksin Covid-19," tambahnya.
Ia juga menambahkan sejauh ini setelah mengikuti kegiatan vaksinasi tidak ditemukan efek samping yang berat hingga KIPI atau kejadian ikutan pasca imunisasi.
"Jadi semua fine saja dan saya merasa diri saya sendiri juga baik-baik saja setelah divaksin.
Ada beberapa nakes ketika hipertensi lalu melakukan pengobatan dan ketika tensinya sudah turun ia mengikuti kegiatan vaksin Covid-19 dan saat ini mereka baik-baik saja," sambungnya.
Sedangkan untuk mengukur keberhasilan suatu vaksin pada vaksin Covid-19 ini akan muncul pada tahap kedua.
Hal tersebut dikarenakan pada tahap kedua merupakan booster.
"Sehingga jika kita ingin melakukan pengujian satu bulan setelah dilakukan vaksin kedua kita dapat diperiksa kadar antibodinya.
Sementara dari teori yang ada setelah 28 hari pada suntikan kedua antibodi akan terbentuk tinggi," tutupnya.
• Dinas Kesehatan Provinsi Bali Kembali Terima Vaksin Sinovac Sebanyak 20 Ribu Dosis