Penari Rangda Tewas Tertusuk Keris
UPDATE Pemuda Penari Rangda yang Meninggal Tertusuk Keris di Denpasar Yatim Piatu Sejak 2 Tahun Lalu
Pemuda penari Rangda yang meninggal tertusuk keris ternyata sudah menjadi seorang anak yatim piatu sejak 2 atau 3 tahun lalu
Penulis: Firizqi Irwan | Editor: Wema Satya Dinata
"Baik topeng, pewayangan dan lainnya bahkan tabuh juga.
Padahal dia baru kelas 10 (kelas 1) di SMK," ujarnya, Sabtu 6 Februari 2021 diteras rumah IGNEP.
Sosok IGNEP di mata keluarga serta kerabat dekatnya, dikenal sebagai pemuda yang baik, ramah dan suka bersosial, terutama saat kegiatan adat dan keagamaan.
Pemuda 16 tahun ini, dikatakan Nyoman Suardana, yang mewakili keluarga saat diwawancarai Tribun Bali, merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Seni tari yang ia geluti sudah diasah mulai dari kecil, bahkan sejak kelas 5 SD, IGNEP sudah mengisi beberapa acara di Desa tempat ia tinggal dengan menari di Pura, Gereja ataupun lainnya.
Sementara itu, mengenai kepergian korban, pihak keluarga mengaku sangat terpukul dengan kepergian korban yang penuh talenta senin dan budaya tersebut.
Nyoman Suardana mengaku sangat bangga dengan korban, namun ia menyayangkan kepergian IGNEP yang masih berusia belasan tahun.
"Yang amat sangat kami sayangkan bersama, seorang anak muda yang punya talenta telah meninggalkan semua.
Saya juga selaku kakeknya sangat bangga punya cucu seperti itu.
• UPDATE Penari Rangda Meninggal, Pihak Keluarga Sudah Mengikhlaskan, Suardana: Kami Mohon Doanya
Hanya sangat disayangkan dalam usia yang sangat belia ini beliau harus meninggalkan kita bersama," kata Nyoman Suardana.
Mengenai hal ini, I Nyoman Suardana pun memberikan pesan kepada semua orang tua atau penggiat seni agar bisa memperhatikan penari yang masih berusia belasan tahun.
Agar hal ini bisa menjadi pelajaran bersama, karena usia penari yang masih belia belum sepatutnya untuk menjalankan hal-hal yang seperti itu, mengingat acara tersebut terbilang sakral di Bali.
"Walupun dari segi kelihaian mereka menari bagus, tapi dari segi usia dan mental mereka belum siap.
Maka kami, saya selaku kakeknya memohon kepada mungkin siapa pun yang melaksanakan kegiatan seperti ini mohon memperhatikan dari segi resiko yang mungkin dihadapi oleh penari.
Jangan sampai terjadi ke anak-anak yang punya talenta seperti ini, malah jadi akhir dari prestasi mereka didalam kehidupan," tambahnya.