Tips Sehat untuk Anda
Antisipasi Gancet Ketika Sedang Melakukan Hubungan Seksual
Ketua Asosiasi Seksologi Indonesia Cabang Bali, dr. Made Oka Negara, M.Biomed menjelaskan bagaimana caranya untuk mengantisipasi Gancet
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kejadian Gancet ketika sedang melakukan hubungan seksual bisa saja terjadi kepada siapapun.
Ketua Asosiasi Seksologi Indonesia Cabang Bali, dr. Made Oka Negara, M.Biomed menjelaskan bagaimana caranya untuk mengantisipasi hal tersebut.
Menurutnya sebelum lakukan antisipasi, ada baiknya untuk menggali faktor penyebab kontraksi itu bisa terjadi.
Dengan demikian dapat diberikan relaksasi dan bisa dengan mudah diatasi.
• Sempat Viral, Begini Pengertian Gancet Ketika Sedang Lakukan Hubungan Seksual
• Benarkah Tape Dapat Menurunkan Hasrat Seksual Seseorang? Simak Faktanya
• Ini 5 Cara Mengenali Predator Seksual dan Penipu di Situs Kencan Online, Apa Saja Itu ?
“Terapinya memang susah-susah gampang untuk menyembuhkannya. Bahkan ada sampai mau terapi botox di vagina untuk melemaskan otot-otot yang kaku tadi. Tapi yang paling banyak kami lakukan psikoterapi. Diberi relaksasi dengan dicari dulu alasan tegangnya karena apa. Kadang-kadang pemahaman seksual yang salah itu bisa menyebabkan timbulnya trauma,” katanya, Minggu 7 Februari 2021.
Selain vaginismus, ada juga yang disebut dengan dyspareunia.
Namun, kedua gangguan ini berbeda.
Dyspareunia merupakan kondisi nyeri saat berhubungan seksual.
Gangguan ini juga disebabkan oleh stres dan penyakit seperti radang.
“Hampir mirip, tapi pada dyspareunia tidak mengalami kontraksi,” lanjutnya.
Namun, Oka Negara menyebutkan, jika pada kasus vaginismus ini dipaksakan penis untuk masuk vagina, dapat menyebabkan nyeri yang luar biasa.
“Kasusnya ada, 1 tahun atau 6 bulan itu ada saja yang datang. Tapi mungkin sebagian dari mereka tidak memeriksakan diri karena merasa dirinya aneh dan tidak mencari pertolongan,” imbuhnya.
Padahal menurutnya, hubungan seksual yang baik harus dinikmati karena berkaitan dengan hak seksual.
Selain itu, hubungan seksual dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan pasangannya.
“Kualitas hidup yang baik harus disertai dengan kualitas seksual yang baik. Kualitas hubungan seksual yang baik antara laki-laki dan perempuan tidak ada masalah seksual,” tutupnya. (*).