Breaking News

Serba Serbi

Barong dan Rangda di Bali, Ini Kisah dan Makna Dibalik Perwujudannya

Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti, menelaah apa makna dan arti dari adanya barong dan rangda di Bali.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Pande Putu Agus Permana
Pementasan tarian rangda dalam pertunjukan calonarang, belum lama ini. 

Maka Dewi Durgha marah dan meminta salah satu dari anggota Panca Pandawa harus dikorbankan.

Kala itu yang terpilih adalah  salah satu dari anggota Panca Pandawa yang bernama Sahadewa yang mau menjadi korban.

 "Nah ketika Sahadewa mau dikorbankan oleh Dewi Durgha, maka Dewa Siwa merasuki Sahadewa, sehingga Sahadewa berubah wujud menjadi barong (banaspati)," jelas ida.

Banaspati tersebut adalah perwujudan dari Dewa Siwa. Sehingga terjadi peperangan antara rangda dan barong, dan berakhir dengan kekalahan rangda (Durgha).

Pada akhirnya berubah wujud Durgha menjadi Dewi Parwati, karena telah disomia.

Dari cerita ini, ida rsi menjelaskan bahwa makna tarian rangda adalah simbol kekuatan hal-hal negatif yang ingin menguasai alam ini.

"Rangda harus menari dengan barong, sebagai simbol menetralisir hal-hal negatif agar menjadi hal positif," ucap mantan jurnalis ini. Sebab rangda adalah simbol negatif dan barong adalah simbol positif, rwabineda.

"Tarian itu simbol berpadunya hal negatif dengan positif, sehingga hal positif yang akhirnya menang," tegas ida rsi.

Di sisi lain, ada makna kesetiaan di dalamnya. Ujicoba kesetiaan yang dilakukan Dewa Siwa, serta ujian kejujuran, yang pasti akan ketemu hasilnya.

 Terakhir adalah makna tarian ini sebagai simbol nyomya atau mengubah kejahatan menjadi kebaikan. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved