Berita Buleleng
Rencana Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah di Buleleng Bali Kembali Dibatalkan
Satgas Kabupaten Buleleng menerima instruksi dari Gubernur untuk menunda rencana tersebut, mengingat kasus terkonfirmasi masih tinggi
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Rencana pembelajaran tatap muka di sekolah kembali dibatalkan.
Ini setelah Satgas Kabupaten Buleleng menerima instruksi dari Gubernur untuk menunda rencana tersebut, mengingat kasus terkonfirmasi masih tinggi.
Seperti diketahui, beberapa hari lalu dua sekolah di kota Singaraja, yakni SDN Negeri 3 Banjar Jawa dan SMP 1 Singaraja telah menggelar simulasi pembelajaran tatap muka di sekolah.
Simulasi ini dilakukan untuk melihat kesiapan sekolah dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes).
• Gedung SMPN 14 Denpasar Siap Digunakan untuk Belajar Tatap Muka 2021
• Desa Bakas Klungkung Berbenah di Masa Pandemi Covid-19, Siapkan Rencana Bisnis
• PPKM Sebelumnya Dianggap Tak Efektif, Pemerintah Terapkan PPKM Skala Mikro Mulai Besok, Apa Bedanya?
Sehingga Disdikpora Buleleng dapat memberikan verifikasi, untuk selanjutnya dilaporkan ke Satgas agar mendapatkan persetujuan melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Belakang, Gubernur pada Minggu 7 Februari 2021 kemarin menginstruksikan agar rencana pelaksanaan pembelajatan tatap muka di sekolah itu dibatalkan.
Sekolah diminta untuk tetap melaksanakan pembelajaran secara daring, hingga batas waktu yang belum ditentukan.
"Gubernur kemarin meminta pembelajaran masih tetap harus dengan daring. Bupati nanti akan bersurat resmi pada Disdikpora Buleleng agar pembelajaran tetap dengan daring," ucap Suyasa ditemui Senin 8 Februari 2021.
Selain itu, Gubernur juga menginstruksikan agar Buleleng juga membatasi jam buka tutup toko dan warung hingga pukul 21.00 Wita.
Pembatasan ini berlaku mulai Selasa, 9 Februari 2021 hingga Selasa 23 Februari 2021.
"Pembatasan jam buka tutup ini berlaku di semua wilayah yang ada di Buleleng," katanya.
Sementara Kadisdikpora Buleleng, Made Astika mengatakan, simulasi yang dilakukan minggu lalu di dua sekolah yang ada di kota Singaraja itu hanya sebatas menguji sekolah, terkait kesiapannya melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah, sesuai dengan kriteria protokol kesehatan.
"Kalau memang Satgas memutuskan untuk pembelajaran tetap dilakukan dengan daring ya tidak masalah. Satgas pasti punya alasan, karena situasi dan kondisi yang menyebabkan pembelajaran tatap muka di sekolah itu ditunda. Sepanjang belum ada izin, maka pembelajaran tatap muka di sekolah belum boleh dimulai," jelasnya.
Ia pun berharap para siswa dan orangtua siswa dapat memaklumi keputusan Satgas tersebut.
RSAD Wirasatya Singaraja Buka Layanan Rapid Test Antigen Gratis Selama 1 Minggu
Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD) Wirasatya Singaraja membuka layanan rapid test antigen gratis untuk masyarakat.
Layanan ini dibuka selama satu minggu, terhitung sejak Rabu 3 Februari 20221 kemarin, hingga Rabu 10 Februari 2021 mendatang.
Wakil Komandan Detasemen Kesehatan Wilayah (Wadan Denkesyah) Singaraja, Kapten CKM Supariyanto mengatakan, layanan rapid test antigen gratis ini merupakan program dari Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak.
Sehingga seluruh RSAD yang ada di wilayah Bali, NTT dan NTB membuka layanan rapid test antigen ini.
Khusus untuk Buleleng, Kodam IX/Udayana memberikan jatah 1.000 alat rapid test antigen.
Sejak pelayanan itu dibuka, ada 58 warga yang sudah di rapid test antigen gratis.
Dari jumlah itu, ada satu orang yang hasilnya dinyatakan reaktif.
Rencananya, warga yang hasil rapid test-nya itu reaktif akan diswab test di RSUD Buleleng, untuk lebih memastikan apakah positif terpapar covid atau tidak.
“Kami juga telah menyediakan enam ruang isolasi untuk yang hasil swab test-nya dinyatakan positif.
Dimana masing-masing ruang mampu menampung dua hingga tiga pasien,” ucapnya, saat ditemui Kamis 4 Februari 2021
Dengan dibukanya layanan rapid test antigen gratis ini, Kapten Suparianto berharap masyarakat dapat memanfaatkan, dan bersedia menjalani rapid test antigen agar penularan Covid-19 dapat ditekan.
“Rapid test gratis ini program untuk mencegah penularan secara dini. Masing-masing Babinsa akan mengajak masyarakatnya agar bersedia menjalani rapid test gratis ini,” terangnya.
Sementara Sekda Buleleng, juga sebagai Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa menyambut baik program rapid test antigen gratis ini.
Apabila dari program tersebut ditemukan ada yang reaktif, pihaknya pun akan membantu memberikan layanan swab test gratis.
“Kegiatan itu sama dengan membantu kami melakukan tracing, tentu selanjutnya akan di swab dan itu akan diberikan gratis juga.
Tapi kalau swabnya untuk kepentingan perjalanan pribadi ya bayar,” ucapnya.
Disisi lain, Suyasa juga menyebut, pihaknya telah melakukan swab test kepada tiga warga yang hasil rapid testnya ditemukan reaktif pada Rabu kemarin.
Namun hasilnya hingga saat ini belum diterima.
Seperti diketahui tiga warga itu ditemukan reaktif saat Kodim 1609/Buleleng menggelar rapid test antigen acak di Pura Jagatnatha Singaraja dan di sepanjang jalan Diponegoro Singaraja, pada Rabu kemarin. (*).