Prabowo Ingatkan Kader Gerindra Jangan Bikin Gaduh di Tengah Pandemi Covid-19

Menurut Prabowo Indonesia sudah mengalami kesulitan yang sangat banyak, terutama karena pandemi Covid-19 yang berdampak parah ke aspek perekonomian.

Editor: DionDBPutra
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Prabowo Subianto bersiap mengikuti rapat bersama Komisi I DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin 11 November 2019. Prabowo mengingatkan kader Gerindra tidak boleh membuat kegaduhan di tengah pandemi Covid-19. 

Karena itu seluruh kader Gerindra harus bisa membangun sopan santun dengan para lawan politik. Salah satu bentuknya yakni jangan pernah melontarkan perkataan-perkataan kasar. "Rival politik bukan musuh politik, mereka saudara kita," kata Prabowo.

Prabowo ingin partai yang kini dia pimpin itu menjadi partai yang solutif dan kompromistis. Gerindra, kata Prabowo, harus menjadi partai yang tidak egoistis atau mau menang sendiri.

Sebaliknya Gerindra harus menjadi partai yang bisa memberi solusi dan jalan keluar bagi setiap pihak yang tengah bermasalah atau berselisih.

”Partai lain bukan musuh, itu saudara kita. Rival adalah hal baik, persaingan itu baik, rivalitas itu alamiah. Tapi saya minta Gerindra bangun kesopanan, jangan menghujat, jangan berkata kasar. Saya ingin Gerindra jadi partai yang baik yang dicontoh rakyat, disenangi rakyat," kata dia.

Prabowo mengatakan selama ini partainya senantiasa berpihak pada hal yang benar. Dia juga selalu memilih jalan terbaik untuk partainya.

Bahkan Gerindra siap dicaci maki dengan segala pilihan yang diambil. Siap dizalimi bahkan difitnah, selama apa yang dijalankan memang ditujukan untuk kepentingan Tanah Air.

"Kita siap dihujat, tapi hati kita tetap teguh cinta tanah air dan selalu berjuang untuk kebaikan dan kesejahteraan rakyat," katanya.

Terpenting kata Prabowo setiap kader Gerindra mesti tetap teguh dengan ideologi Pancasila. Jangan sampai ada kader Gerindra yang mau diadu domba dan diajak ke arah kebencian.

"Jangan mau diadu domba, jangan mau diajak ke arah kebencian, ingat bangsa kita bangsa besar, majemuk, terdiri dari banyak suku, banyak kelompok etnis berbeda, agama berbeda, budaya berbeda, tapi satu cita-cita, satu kehendak untuk berbangsa dan bertanah air," kata dia.(tribun network/dit/dod)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved