Berita Denpasar
Hari Ketiga PPKM Mikro di Denpasar, Pedagang dan Pengunjung Pasar Kreneng Terima Edukasi Petugas
Koramil 1611-01/Dentim bersinergi instansi terkait semakin menggencarkan edukasi kepada warga masyarakat
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Memasuki hari ketiga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro di Kota Denpasar, Bali, Koramil 1611-01/Dentim bersinergi instansi terkait semakin menggencarkan edukasi kepada warga masyarakat di wilayah teritorial, pada Kamis 11 Februari 2021.
Petugas menyambangi pusat - pusat kerumunan masyarakat, di Pasar Tradisional Kreneng Jalan Kamboja Desa Dangri Kangin Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali.
Babinsa Desa Dangin Puri Kangin, Denpasar Utara, Sertu I Nyoman Suwenda atas seiIn Danramil 1611-01/Dentim Kapten Kav I Ketut Darmawan, menjelaskan upaya ini dilajukan dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19.
Adapun kegiatan pendisiplinan dan pembagian masker dalam rangka penerapan Pergub No 46 Tahun 2020 Tentang Disiplin Protokol Kesehatan dan penegakan hukum Protokol Kesehatan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian Corona Virus 19 dalam tatanan kehidupan Era Baru.
• Terapkan PPKM Skala Mikro Sejak Awal New Normal, Kelurahan Bitera Gianyar Berhasil Tekan Covid-19
• Giri Prasta Pastikan Bantuan Sosial Tunai PPKM untuk Masyarakat Badung Berlanjut
• Kegiatan Proyek Tetap Jalan Selama PPKM Mikro di Bangli Bali
"Kami mengedukasi dan mensosialisasikan kepada pedagang, pembeli dan pengunjung pasar Kreneng agar selalu menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menjaga jarak," kata Babinsa Sertu Suwenda.
Dalam kegiatan PPKM Koramil 1611-01/Dentim melibatkan 14 orang personil yang terdiri dari Babinsa, Bhabinkamtibmas, Personel BKO Yonif 741 hingga Pecalang desa adat.
"Dengan adanya kegiatan PPKM ini diharapkan dapat memutus rantai penyebaran Covid-19, dan kami mengimbau kepada seluruh warga masyarakat agar benar-benar mematuhi instruksi Gubernur sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Bali," jelas dia.
Ia menambahkan, agar masyarakat menyadari arti pentingnya melaksanakan 3 M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir dan menjaga jarak.
"Kami juga berterima kasih kepada para pedagang, pembeli, dan pengunjung yang sudah mematuhi protokol kesehatan dengan baik dalam menggunakan masker dan cuci tangan yang sudah disediakan pihak pengelola pasar dan menjaga jarak," pungkasnya.
Terapkan PPKM Skala Mikro Sejak Awal New Normal, Kelurahan Bitera Gianyar Berhasil Tekan Covid-19
Mekanisme PPKM skala mikro yang diterapkan pemerintah sejak beberapa hari lalu, rupanya bukan hal baru bagi Kelurahan Bitera, Gianyar, Bali yang mewadahi tiga desa adat, yakni Desa Adat Bitera, Desa Adat Batur Sari dan Desa Adat Pacung.
Sebab, pemutusan mata rantai covid-19 dengan pola PPKM skala mikro sudah berlangsung di sini sejak era new normal.
Karena itu, jumlah warga positif covid-19 di wilayah ini relatif sedikit.
Di mana sejak new normal hingga saat ini, jumlah warga positif sebanyak 19 orang, dari total tersebut 18 orang telah sembuh dan satu orang masih menjalani perawatan.
Berdasarkan data Tribun Bali, kondisi tersebut relatif kontras dengan situasi Kelurahan Bitera.
Sebab kelurahan ini berada di Kota Gianyar, dekat dengan RSUD Sanjiwani sebagai rujukan pasien Covid-19, serta memiliki pasar adat yang aktif.
Lurah Bitera, I Gede Bagiada, Kamis 11 Februari 2021 membenarkan, memutus rantai covid-19 dengan pola PPKM skala mikro sudah diterapkan sejak era new normal.
Seperti, ketika ada warga meninggal dunia, krama tidak menggunakan bade atau arak-arakan yang melibatkan banyak orang.
Namun, prosesi menuju kuburan memakai kendaraan roda empat.
"Begitu ada meninggal, prajuru, Babinsa dan Bimas langsung ke rumah duka. Mensosialisasikan agar pemakaman dilakukan secara sederhana, tidak memakai bade dan sejenisnya, jenazah dibawa menggunakan mobil. Jumlah orang yang terlibat dibatasi," ujarnya.
Dalam kegiatan upacara keagamaan, misalnya di rumah warga, warga langsung melaporkan kegiatannya ke kelian, lalu oleh kelian ditembuskan ke bendesa, lantas ke babinsa dan babinkamtibmas untuk melakukan sosialisasi prokes, dan mengawasi kegiatan keagamaan agar selalu menerapkan protokol kesehatan.
"Panglima di masing-masing banjar itu prajuru. Selama ini, peran prajuru dan ketua satgas gotong-royong desa adat sudah berjalan sangat baik," ujarnya.
Dia mengungkapkan, ketika satgas gotong royong desa-desa di Bali dikatakan tidak aktif, di Kelurahan Bitera, mereka tetap aktif, baik mensosialisasikan prokes, memastikan tidak ada kerumunan dan sebagainya.
Seperti Satgas Gotong Royong di Desa Adat Batur Sari, kata dia, setiap Jumat, satgas bersama Karang Taruna setempat melakukan penyemprotan disinfektan.
"Secara keseluruhan, satgas gotong-royong di tiga desa adat di sini sudah menjalankan PPKM skala mikro sejak dulu," ujarnya.
Bagiada tidak menampik, penerapan protokol kesehatan secara ketat di wilayahnya tak selalu berjalan mulus.
Dia mengakui, di sini juga terdapat warga yang membandel.
Namun karena kepiawaian petugas melakukan pendekatan, lambat laun masyarakat pun memahami.
"Saat ini, masyarakat sudah disiplin semua," tandasnya.
Meskipun disiplin, kata dia, bukan berarti Kelurahan Bitera terbebas dari covid-19.
"Tetap ada yang kena, tapi kami tidak tahu dia kenanya di mana. Namanya juga musuh yang tidak terlihat. Saat ini, ada satu warga yang masih dirawat karena covid-19. Sebanyak 18 orang sudah sembuh. Ini data sejak era new normal," tandasnya. (*)
(I Wayan Eri Gunarta)