Imlek 2021
Jro Gede Kuning Bangun Kelenteng Sing Bie di Denpasar Bali, Setiap Saraswati Dilaksanakan Odalan
Jro Gede Kuning yang mendirikan Kelenteng Sing Bie. Di Kelenteng ini menganut ajaran Siwa Budha yang sangat kental dengan budaya Bali-nya.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - HINGGA kini, sudah enam generasi keluarga Sujadi Prasetio atau Tio Sing Khoei menetap di Kawasan Jalan Gajah Mada, Denpasar, Bali.
Tio merupakan generasi kedua.
Tio memiliki seorang menantu bernama Jro Gede Kuning yang mendirikan Kelenteng Sing Bie.
Di Kelenteng ini menganut ajaran Siwa Budha yang sangat kental dengan budaya Bali-nya.
• Cara Membuat Tempe Goreng, Pisang Goreng, dan Bakwan Renyah untuk Imlek, Ini Campuran Tepungnya
• Analisis I Dewa Gede Windhu, Masuknya Etnis Tionghoa ke Bali, Dari Pelinggih hingga Permainan Ceki
• Persembahyangan Imlek, Ratusan Umat Hindu dan Etnis Tionghoa Padati Kongco Dwipayana
Di kelenteng ini terdapat beberapa arca baik Dewi Kwan In, Budha, maupun sejumlah Dewa dalam kepercayaan Hindu.
“Kelenteng ini dibangun tahun 2007 dan selesai dalam waktu 2.5 bulan saja. Saya tidak menyangka bagaimana prosesnya kok orang dari Bandung ke sini membantu, jadi saya membuat ini atas seizin dari mertua saya,” ujar Jero Gede Kuning kepada Tribun Bali, kemarin.
Kelenteng ini memiliki ukuran 7 x 10 meter dan berada di Jalan Kartini Gang II.
Setiap Hari Saraswati, dilaksanakan odalan di Kelenteng ini.
“Semua arca di sini tidak pernah dibeli, namun umat yang datang membawa ke sini. Seperti sudah ada yang mengatur,” katanya.
Banyak umat dari luar negeri yang datang ke Kelenteng ini, baik dari Cina, Jepang, hingga Perancis.
Termasuk saat perayaan Imlek.
“Biasanya enam bulan sekali datang mereka. Kebanyakan dari Perancis yang khusus datang ke Bali. Namun karena Covid-19 jadinya tidak bisa lagi datang ke sini,” jelasnya.
Sejarah Etnis Tionghoa di Kawasan Gajah Mada Denpasar, Datang Saat Masa Penjajahan Belanda
Hampir 101 tahun etnis Tionghoa telah menempati wilayah sekitaran Jalan Gajah Mada Denpasar, Bali.
Mereka berkembang dan bertumbuh melewati masa pasang surut juga di wilayah ini.