Myanmar
Militer Myanmar Wajibkan Tuan Rumah Lapor Tamu yang Menginap
Di sisi lain polisi masih terus memburu para pendukung demonstran dalam unjuk rasa yang mengguncang negara itu sejak kudeta militer 1 Februari 2021.
Tindakan tersebut memicu eskalasi aksi protes terhadap kudeta militer yang semakin meningkat.
Media setempat melaporkan, peramal muda bernama Hein Min Aung ditangkap di kota Okapala Selatan hari Kamis 11 Februari 2021.
Tentara menangkap Min Aung karena menyalakan lilin dan berdoa di kuil agar junta milirer gagal memimpin negara yang dulu bernama Burma tersebut.
Video peramal itu menjadi viral di media sosial dengan menunjukkan sosok Min Aung tengah menyalakan lilin dan mendoakan kegagalan kediktatoran militer Myanmar.
Baca juga: Militer Myanmar Berbaik Hati, Bebaskan 23.000 Tahanan Tapi Tetap Menahan Aung San Suu Kyi
Aksi protes di Yangon, kota berpenduduk terbesar di Myanmar, terus meningkat pada hari Jumat 12 Februari 2021. Para demonstran menuntut agar polisi segera membebaskan peramal tersebut.
Kendati dibatasi aturan jam malam, ratusan warga tetap berkumpul di depan kantor polisi tempat peramal Min Aung itu ditahan.
Pendemo tetap melakukan aksi meski polisi menolak permintaan mereka. Seorang pedemo bernama Zar Zar mengatakan para pedemo masih memprotes kepada polisi.
“Penangkapan itu tidak sesuai dengan hukum yang ada. Kami tidak bisa membiarkan itu terjadi," katanya kepada wartawan dari kantor berita Turki Anadolu melalui telepon.
Protes itu telah menarik ratusan orang dan dia memperkirakan bahwa setidaknya 300 orang masih melakukan demonstrasi pada pukul 8 malam waktu setempat.
Menurut seorang relawan yang memberikan layanan medis kepada para demonstran, protes-protes itu tampaknya akan berlangsung semalaman.
"Kami sendiri juga sudah di sini sejak dini hari, dan kami akan terus berdiri di sini selama mereka ada di sini," ungkap relawan anonim itu dikutip Anadolu.
Protes anti- kudeta militer skala besar terus berlanjut selama tujuh hari berturut-turut pada Jumat kemarin, setelah Myanmar diambil alih oleh militer dan menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi 1 Februari 2021.
Pada hari Jumat 12 Februari, bentrokan terjadi antara pendukung Aung San Suu Kyi dan polisi. Dilaporkan ada tiga serangan langsung yang dilakukan oleh aparat keamanan.
Kantor hak asasi manusia (HAM) PBB menyebutkan, lebih dari 350 orang, termasuk pejabat, aktivis, dan biksu, ditangkap di Myanmar sejak kudeta Myanmar 1 Februari lalu.
Penyelidik HAM PBB untuk Myanmar mengatakan dalam sesi khusus Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, bahwa terdapat "laporan yang berkembang, bukti foto" mengenai pasukan keamanan telah menggunakan amunisi yang mengarah langsung ke demonstran, seperti yang dilansir dari Reuters.
