Berita Buleleng

TERBARU; Pembangunan Bandara di Buleleng Manfaatkan 64 Hektare Lahan TNBB, Jalak Bali Terancam Mati

Komisi IV DPR RI meminta rencana lokasi pembangunan bandara Bali Utara di wilayah Desa Sumberklampok, Kabupaten Buleleng, Bali, dikaji ulang

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Komang Agus Ruspawan
tribun bali/ratu ayu astri desiani
Komisi IV DPR RI saat mendatangi Balai TNBB di Kabupaten Buleleng, Selasa 16 Februari 2021. Komisi IV DPR RI meminta rencana pembangunan bandara Bali Utara di lahan TNBB dikaji ulang. 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Komisi IV DPR RI meminta rencana lokasi pembangunan bandara Bali Utara di wilayah Desa Sumberklampok, Kabupaten Buleleng, Bali, dikaji ulang.

Pasalnya, sebagian bandara bakal memanfaatkan 64 hektare lahan yang ada di Taman Nasional Bali Barat (TNBB).

Pembangunan bandara di lahan TNBB ini dikhawatirkan dapat menimbulkan kepunahan satwa-satwa yang hidup di kawasan tersebut.

Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin, ditemui saat mendatangi Balai TNBB Selasa 16 Februari 2021 mengatakan, banyak satwa yang dilindungi hidup di kawasan TNBB yang memiliki luas mencapai 19.026.27 hektare tersebut.

Salah satunya adalah burung Jalak Bali, yang menjadi satwa khas Pulau Bali.

Apabila bandara dibangun dengan memanfaatkan sebagian lahan yang ada di kawasan TNBB, maka hal ini dapat menimbulkan kebisingan yang sangat tinggi.

Akibatnya, 455 jenis satwa yang hidup di kawasan TNBB dikhawatirkan akan stres dan mati.

Baca Juga: Gubernur Koster Malu 

Baca Juga: UPDATE: Tujuh Pejabat Dispar Buleleng Dicecar 27 hingga 30 Pertanyaan, Satu Tersangka Sakit 

Secara prihadi, Sudin mengaku tidak setuju jika pembangunan bandara menggunakan sebagian lahan yang ada di TNBB.

Rencananya,  64 hektare lahan di TNBB itu akan digunakan sebagai landasan atau runway.

Untuk itu berharap Kemneterian Perhubungan RI dapat membuat kajian sedetail mungkin.

Tujuannya agar satwa-satwa yang hidup di kawasan TNBB tidak punah, karena dampak dari pembangunan bandara.

"Saya sangat mendukung pembangunan bandara untuk kemajuan Bali. Tapi tolong buat kajian sedetail mungkin, kemudian laporkan ke komisi IV, untuk dibahas dan ditinjau, setelah itu baru kami bisa memutuskan sesuatu,” katanya.

“Jangan sampai anak cucu kita nanti hanya mendengar ada burung Jalak Bali, tapi barangnya sudah tidak ada," tambah Sudin.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved