Berita Bali

Jumlah Penduduk Miskin di Bali Bertambah 31,73 Ribu Orang dalam 6 Bulan, Covid-19 Faktor Pertama

Jumlah penduduk miskin di perkotaan dan pedesaan di Bali meningkat selama Pandemi Covid-19. Padahal pada Maret 2020 angkanya sekitar 165,19 ribu orang

Penulis: Karsiani Putri | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/Karsiani Putri
Kepala BPS Provinsi Bali, Hanif Yahya. Angka kemiskinan di Bali bertambah 31,73 ribu orang dalam kurun waktu enam bulan. 

Sedangkan pengertian Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.

"Perlu diketahui juga bahwa metode ini merujuk pada manual book World Bank dan sudah digunakan oleh BPS sejak tahun 1976 kemudian disempurnakan pada tahun 1998 supaya hasil penghitungan konsisten dan terbanding dari waktu ke waktu atau pun kita sebut dengan apple to apple," sebutnya.

Baca juga: Persentase Penduduk Miskin di Bali September 2020 Tercatat Sebesar 4,45 Persen

Hanif Yahya juga memaparkan bahwa adapun beberapa faktor yang terkait dengan Tingkat Kemiskinan di Bali September 2020.

Faktor pertama adalah pandemi Covid-19 yang berdampak pada perilaku, aktivitas ekonomi, dan pendapatan penduduk sehingga berdampak pada penambahan orang miskin.

Faktor selanjutnya adalah sektor pariwisata terpukul, dimana Bali yang perekonomiannya bertumpu pada sektor pariwisata sangat terpukul dengan adanya wabah Covid-19.

Banyak pekerja terkena PHK yang berimbas pada semakin sulitnya masyarakat bahwa memperoleh pendapatan.

Faktor ketiga adalah pertumbuhan ekonomi triwulan III 2020 terkontraksi.

Pertumbuhan ekonomi Y O Y pada Triwulan III 2020 mengalami kontraksi sebesar -12,28 persen sementara pertumbuhan ekonomi Q to Q tercatat tumbuh sebesar 1,66 persen.

Faktor keempat terkait dengan tingkat kemiskinan di Bali September 2020 ini adalah pertumbuhan konsumsi rumah tangga terkontraksi.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga pada September 2020 secara Y o Y terkontraksi sebesar -4,82 persen meskipun demikian secara Q to Q tumbuh sebesar 1,87.

Faktor selanjutnya adalah Inflasi.

Nilai Inflasi kumulatif Maret 2020 ke September 2020 tercatat mengalami deflasi sebesar -1,08.

Hal ini sejalan dengan kondisi inflasi bulanan di Denpasar yang tercatat mengalami deflasi sebesar -0,16 pada kondisi September 2020.

Kemudian faktor selanjutnya adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang dimana TPT Provinsi Bali pada Agustus 2020 tercatat sebesar 5,63 persen mengalami kenaikan cukup tinggi jika dibandingkan kondisi Februari 2020 yang tercatat sebesar 1,21 persen.

Lalu faktor selanjutnya adalah Nilai Tukar Petani (NTP) yang dimana NTP pada September 2020 tercatat sebesar 93,60, selain angka tersebut masih dibawah 100, angka ini juga lebih rendah dari kondisi Maret 2020 yang tercatat sebesar 97,10.

Dan faktor terakhir menurut Hanif Yahya adalah Bantuan Sosial Pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Daerah sangat membantu penduduk pada masa pandemi terutama penduduk pada lapisan bawah. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved