Berita Klungkung
WAWANCARA KHUSUS: Cara Pemkab Klungkung Atasi Masalah Sampah Secara Terintegrasi Lewat TOSS
Pemkab Klungkung dalam beberapa tahun terakhir tengah fokus dalam penuntasan permasalahan sampah di wilayahnya.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Pemkab Klungkung dalam beberapa tahun terakhir tengah fokus dalam penuntasan permasalahan sampah di wilayahnya.
Berbagai inovasi dicoba, agar sampah dapat dikelola dengan baik secara konsisten dan berkesinambungan.
Tribun Bali pun bekesempatan bertemu Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta di TOSS (Tempat Olah Sampah Setempat) Centre di Dusun Karangdadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, Rabu 17 Februari 2021, untuk mengetahui lebih dekat, bagaimana upaya Pemkab Klungkung dalam menuntaskan masalah sampah.
Berikut beberapa kutipan wawancara antara Direktur Tribun Bali, Fauzan Marasabessy dan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta.
Baca juga: Mulai Besok Seluruh Sampah Perkotaan di Klungkung Harus Masuk TOSS Karangdadi
1. Saat ini Pemkab Klungkung ramai diberitakan memiliki inovasi TOSS untuk menangani masalah sampah. Apa sih itu TOSS?
TOSS merupakan kepanjangan dari Tempat Olah Sampah Setempat, yang merupakan inovasi kami untuk berupaya menuntaskan masalah sampah di Klungkung.
Sejak awal saya menjabat sebagai Bupati Klungkung, permasalahan sampah memang menjadi polemik di Klungkung. Bagaimana TPA Sente menggunung oleh sampah, dan terus keluar asap. Ini menjadi PR saya, untuk berupaya menuntaskan masalah sampah di Klungkung.
Sampai akhirnya pada tahun 2016, saya mendapatkan jalan bertemu dengan beberapa pihak. Hingga akhirnya ada inovasi TOSS (Tempat Olah Sampah Setempat) ini, yang sampai saat ini kami konsep secara terintegrasi.
Inovasi ini juga sempat masuk Top 40 Inovasi di tingkat Nasional, sehingga kami mendapatkan dana DED yang juga kami kembangkan untuk membangun TOSS Centre di Desa Kusamba ini.
2. Bagaimana program TOSS ini diterapkan, sehingga bisa menjadi salah satu solusi permasalahan sampah di Klungkung?
TOSS Centre ini saat ini masih difocuskan untuk mengolah sampah di perkotaan, karena kapasitasnya yang masih terbatas.
Di lokasi ini, sampah itu akan dikelola menjadi berbagai metode. Sejak sampah baru sampai, langsung dipilah dan diproses. Sehingga jangan sampai ada ada penumpukan sampah, yang rentan menimbulkan bau. Kalau langsung diolah seperti ini, jadi tempat ini tidak bau seperti TPA.
Lalu hasil pengolahannya juga menjadi berbagai produk, seperti pelet (bricket) yang bisa dijadikan bahan bakar alternatif.
Sementara sampah organik, juga diolah menjadi tiga jenis pupuk, yakni pupuk osaki, pupuk black gold, dan pupuk curah yang dimanfaatkan oleh petani sekitar untuk membuat pertanian organik.
Baca juga: Dinilai Belum Sempurna, Pembangunan TOSS Centre Akan Dilanjutkan Tahun 2022
Semua dibuat secara terintegrasi, di lokasi TOSS ini kami buat pembibitan, hingga demplot pertanian organik, yang pupuknya semua memanfaatkan sampah yang diolah disini.