Myanmar

Demo Melawan Kudeta Myanmar Mulai Makan Korban Jiwa, Seorang Wanita Muda Tewas

Wanita muda berusia 20 tahun yang kepalanya tertembak pekan lalu meninggal dunia di rumah sakit 19 Februari 2021. Namanya Mya Thwate Thwate Khaing.

Editor: DionDBPutra
YE AUNG THU/AF
Aksi demonstrasi melawan kudeta militer di Myanmar mulai menelan korban jiwa. Para pengunjuk rasa mengambil bagian dalam demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon pada 8 Februari 2021. 

Juru bicara militer Myanmar Zaw Min Tun mengonfirmasi pada pekan ini bahwa Mya Thwate Thwate Khaing telah tertembak.

Zaw Min Tun mengatakan pihak berwenang akan terus menyelidiki kasus tersebut.

Diberitakan Tribun Bali sebelumnya, demonstran yang melawan kudeta militer di Myanmar memakai taktik baru yang nyaris melumpuhkan lalu lintas di Kota Yangon, Rabu 17 Februari 2021.

Mereka mengerahkan lusinan kendaraan bermotor untuk memblokir beberapa persimpangan jalan di kota terbesar di Myanmar tersebut.

Laporan BBC menyebutkan, aksi protes menggunakan cara baru tersebut hampir melumpuhkan lalu lintas di pusat Kota Yangon.

Sudah sepekan lebih puluhan ribu orang konsisten turun ke jalan-jalan di kota memprotes kudeta militer 1 Februari 2021 lalu.

Demonstran semakin marah setelah junta militer menjatuhkan tuntutan pidana kedua bagi Suu Kyi dijatuhi dalam sidang secara tersembunyi Selasa 16 Februari 2021.

Demonstran menuntut pembebasan pemimpin de facto Myanmar itu selekasnya.

Militer Myanmar hari Selasa 16 Februari 2021 mengulangi janjinya untuk mengadakan pemilihan umum lalu melepaskan kekuasaan. Namun, hal itu ditanggapi skeptis oleh para pengunjuk rasa.

Kampanye di media sosial menyerukan pengunjuk rasa untuk sengaja memblokir jalan. Gerakan ini mulai mendapatkan respons demonstrans pada Rabu pagi 17 Februari 2021.

Tujuannya menghentikan pegawai negeri pergi bekerja dan menghambat pergerakan pasukan junta militer.

Mereka menggungah foto aksi pemblokiran melaluo media sosial. Masyarakat memarkir mobil dengan kap mesin mobil sengaja dibuka, seolah kendaraannya mogok di tengah jalan Yangon. Jalan-jalan tidak dapat dilewati kendaraan.

Protes tersebut adalah yang terbaru dari gerakan pembangkangan sipil yang meningkat di negara itu. Sebelumnya pemogokan dilakukan oleh para dokter dan guru, serta pemboikotan produk dan layanan dari militer.

Di sudut lain Kota Yangon, puluhan ribu orang mengambil bagian dalam protes besar di pusat kota di daerah Sule.

Demonstran telah berkumpul hampir setiap hari selama dua minggu terakhir. Tetapi penyelenggara berharap protes Rabu akan melihat jumlah pemilih terbesar.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved