Corona di Bali

Masa Pandemi Covid-19, Kunjungan Pasien Mata di RS Mata Bali Mandara Menurun hingga 30 Persen

Ketika ditemui Tribun Bali, dr. Ni Made Yuniti selaku Dirut Rumah Sakit Mata Bali Mandara Denpasar mengakui adanya penurunan kunjungan pasien

Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
dr. Ni Made Yuniti selaku Dirut RSBM Mata Denpasar ketika ditemui Tribun Bali pada, Jumat 19 Februari 2021. 

Untuk kapasitas tempat tidur yang dimiliki RS Mata Bali Mandara Denpasar sejumlah 35 bed untuk fasilitas pasien rawat inap. 

Sampah Medis Meningkat Tajam

Beberapa waktu lalu kasus positif Covid-19 khususnya di Provinsi Bali alami peningkatan hingga 500 kasus per harinya.

Hal tersebut juga berpengaruh pada meningkatnya jumlah limbah medis yang dihasilkan oleh Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Provinsi Bali.

Salah satunya adalah RSUP Sanglah.

Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RSUP Sanglah Denpasar, dr. Ni Luh Dharma Kerti Natih mengatakan, semenjak pandemi Covid-19 memang volume sampah medis alami peningkatan tajam.

"Jika sebelumnya volume sampah medis per harinya hanya 800 hingga 1.000 kilogram, saat ini volume sampah menjadi naik dari 1.000 kilogram hingga 1.300 kilogram per harinya. Jadi meningkat, bahkan sisa makanan untuk pasien Covid-19 juga dimasukan dalam golongan sampah medis," katanya, Kamis 18 Februari 2021.

Selain makanan, botol minuman kemasan yang telah digunakan oleh pasien Covid-19 pun juga dianggap sampah medis karena sempat berada di ruang isolasi.

Hal tersebutlah menjadi salah satu penyebab meningkatnya sampah medis di RSUP Sanglah meningkat.

"Selain itu juga pada cover all pada petugas yang digunakan. Dalam sehari sudah berapa kali ganti. Jadi itulah yang menyebabkan sampah medis meningkat selama pandemi," tambahnya.

Untuk pengelolaannya, sampah di RSUP Sanglah dibagi menjadi dua yaitu sampah medis dan non medis.

Pengelolaan sampah medis ini, RSUP Sanglah bekerjasama dengan pihak ketiga baik untuk pengolahannya hingga transporternya.

"Jadi setiap hari mereka datang untuk mengangkut sampah-sampah medis yang dihasilkan selama pelayanan. Dan pengambilan limbah medis tersebut dengan sistem manifest, sehingga berapa banyak limbah medis yang dikirim oleh RSUP Sanglah, nantinya jumlah tersebut juga sama dengan yang diterima oleh pihak ketiga sebagai pengelola," sambungnya.

Selama perjalanan limbah medis menuju tempat pengelolaan, RSUP Sanglah akan melakukan pelacakan dengan menggunakan GPS agar limbah medis sampai di tempat pengelolaan dengan tepat.

"Kita juga memonitor pengiriman sampah medis dengan GPS, jadi ketika sampah medis mulai berjalan ke tempat pengelolaan hingga sampai kita mengetahui jika ada penyimpangan," terangnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved