Mantan Menbudpar I Gede Ardika Meninggal di Bandung, Sandiaga Uno: Kehilangan Besar Bangsa Ini
Dalam beberapa waktu terakhir, ia menderita sakit dan harus dirawat di RS St. Boromeus, Bandung, hingga meninggalnya.
Setelah itu, ia mendapat beasiswa dari pemerintah untuk menempuh pendidikan Manajemen Perhotelan di Institut International Glion, Swiss, pada 1969.
Setelah tiga tahun, ia kembali ke Indonesia dan dipercaya untuk mengemban tugas sebagai Kepala Seksi Pengajaran sekaligus dosen mata kuliah "Housekeeping" di APN Bandung.
Pada 1976 hingga 1978, ia mengemban tugas sebagai Pejabat Sementara Direktur National Institute Bandung, kemudian dipindah tugaskan untuk menjabat Direktur Pusat Pendidikan Perhotelan dan Pariwisata di Nusa, Bali.
Karier Ardika di dunia pariwisata semakin berkembang saat ia dipindahtugaskan sebagai Plt Kepala Sub Direktorat Perhotelan dan Penginapan Ditjen Pariwisata pada 1985 di Jakarta.
Baca juga: Profil dan Biodata Almarhum Drs I Gede Ardika, Eks Menbudpar dari Bali di Era Presiden Megawati
Ia kemudian diangkat menjadi Kepala Bagian Perencanaan Ditjen Pariwisata tahun 1988-1991, dan mendapat tugas kembali ke Bali untuk menjabat Kakanwil Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi (Parpostel) Provinsi Bali.
Ardika kembali ke Jakarta pada 1993 dan dipercaya sebagai Kepala Pusdiklat Departemen Parpostel.
Selanjutnya pada 1996 menjabat sebagai Sekretaris Ditjen Pariwisata masih dalam lingkungan Departemen Parpostel.
Setelah itu, tahun 1998 ia diangkat menjadi Direktur Jenderal Pariwisata, Departemen Pariwisata Seni dan Budaya.
Pada 2000 ia diangkat menjadi Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata Kabinet Persatuan Nasional. Kemudian ia terpilih kembali menjadi menteri Kebudayaan dan Pariwisata dalam Kabinet Gotong Royong.
Sosok I Gede Ardika sulit dipisahkan dari pariwisata meskipun ia telah lama mengakhiri karier dan jabatannya.
Dunia pariwisata Indonesia takzim berkhidmad kepada I Gede Ardika, berpulanglah dalam damai putra terbaik bangsa. (*)