Penjualan Kain Endek di Pasar Seni Semarapura Klungkung Anjlok hingga 75 Persen Selama Pandemi

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Semenjak pandemi Covid-19, para padagang endek di Pasar Seni Semarapura, rata-rata mengalami penurunan penjualan sampai 75 persen.

Seminggu terakhir, beberapa pedagang mengaku penjualan kain endek mulai merangkak pasca adanya Surat Edaran Gubernur Bali No 4 tahun 2021, tentang penggunaan kain endek/kain tradisional Bali.

Seorang penjual kain endek di Pasar Seni Semarapura, Nengan Muneh mengungkapkan, situasi pandemi Covid-19 menjadi masa tersulit dalam penjualan kain endek sejak tahun 1990an.

Sejak awal pandemi, rata-rata penjualan kain endek di kiosnya anjlok sampai 75 persen.

Baca juga: Lewat Pertemuan Virtual, Gubernur Koster Resmikan Penggunaan Kain Endek Bali Setiap Hari Selasa

" Situasi pandemi ini memang sangat sulit, penjualan anjlok sekitar 75 persen," ungkap Nengah Muneh, Rabu 24 Februari 2021.

Pasca terbitnya Surat Edaran Gubernur Bali No 4 tahun 2021 tentang penggunaan kain endek/kain tradisional Bali, dalam seminggu terakhir menurutnya penjualan endek mulai ramai.

Hanya saja tidak begitu signifikan.

Dirinya berharap ada kebijakan, yang membuat penjualan kain tradisional, khususnya endek dapat meningkat secara konsisten.

" Astungkara satu mingguan mulai ramai beli, tapi tidak seperti sebelum pandemi.

Endek yang banyak  dicari warga ada kain endek Klungkung, endek Sampalan, dan endek Sidemen.

Semua endek ini buatan Bali, semua tentun, bukan cetak dengan mesin," ungkapnya.

Menurutnya per lembar kain endek dihargai Rp 70 sampai Rp 100 ribu, tergantung motif dan kualitas kainnya. 

Koster Resmikan Penggunaan Endek Setiap Selasa

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Bali, Wayan Koster meresmikan penggunaan kain endek Bali setiap Selasa.

Hal ini sesuai dengan Surat Edaran (SE) Nomor 4 tahun 2021 tentang penggunaan kain tenun endek Bali/kain tenun tradisional Bali.

Baca juga: Giri Prasta Tak Hadir Saat Webinar Pemberlakuan SE Gubernur Bali Tentang Penggunaan Kain Endek