Corona di Bali
Hampir Sebulan Vaksinasi Covid-19, Tingkat Keterisian Bed Ruang Isolasi di Bali Alami Penurunan
Hampir sebulan kegiatan vaksinasi Covid-19 di Bali berlangsung, Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi) Provinsi Bali mencatat adanya rata-rata
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Hampir sebulan kegiatan vaksinasi Covid-19 di Bali berlangsung, Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi) Provinsi Bali mencatat adanya rata-rata penurunan bed occupancy rate (BOR) pada ruang isolasi untuk minggu keempat Februari.
Berdasarkan data yang diberikan oleh Ketua Persi Bali, dr IGAN Anom, MARS kepada Tribun Bali, per Kamis 25 Februari 2021 BOR untuk ruang isolasi berada pada kisaran 54,99 persen. Sementara untuk BOR ruang ICU masih fluktuatif, namun angka terakhir tercatat sebesar 71,94 persen.
Baca juga: Sinergitas Aparat TNI - Polri di Bali Kawal Warga Patuhi Prokes Dalam Penyaluran BLT Dana Desa
Baca juga: Bangli Tambah Dua Kasus Meninggal Covid-19, Satu di Antaranya Berusia 19 Tahun
Baca juga: Dapat Tambahan 1.000 Dosis Vaksin Covid-19, Dinkes Bangli Prioritaskan Vaksinasi 500 Nakes Tercecer
“Iya (ada penurunan). (Zona) Sudah mulai turun. Tapi belum bisa dibuktikan vaksinasi berdampak pada penurunan BOR, karena vaksinasi baru pada tenaga kesehatan saja,” ungkapnya pada, Sabtu 27 Februari 2021.
Ketika ditanyai mengenai perlukah rumah sakit meningkatkan kapasitas tempat tidur (TT), Anom mengatakan, semua rumah sakit rujukan Covid-19 di Bali telah menambah ketersediaan TT sesuai edaran Kemenkes.
“Sudah semua menambah sesuai edaran Kemenkes, rata-rata 30 persen dari kapasitas TT rumah sakit,” tambahnya.
Baca juga: Gubernur Bali Minta 6 Kepala Daerah yang Dilantik Serius Tangani Pandemi Covid-19
Baca juga: Pemprov Bali Dukung Pemkab Badung Gunakan Genose sebagai Alat Deteksi Covid-19
Hingga saat ini Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah telah menyiapkan cadangan untuk ruang ICU sebanyak 24 TT.
Lantaran tingkat hunian ruangan ICU bagi pasien Covid-19 masih berada di angka yang cukup tinggi berkisar antara 60% hingga 70%. Namun, sepengakuan Direktur Utama RSUP Sanglah, dr I Wayan Sudana MKes. tingkat hunian ini masih relatif aman.
Sudana menyebutkan, tingkat hunian isolasi sebesar 50% dan tingkat hunian ruang ICU sebesar 60% hingga 70% ini telah mengalami penurunan.
Sebelumnya, terutama saat lonjakan kasus Covid-19, RSUP Sanglah sempat mengalami lonjakan tingkat hunian hingga 80%.
“Dikatakan aman karena memang kami siapkan. Jadi kami tidak akan membiarkan ketika tingkat hunian kami untuk isolasi itu lebih dari 60%, untuk ICU lebih dari 70%. Karena apa, supaya ada space, space untuk ketika tiba-tiba kasusnya naik, masih ada tempat kosong yang bisa menampung,” jelasnya.
Terutama, ruangan ICU kini menjadi perhatian utama RSUP Sanglah. Yang mana hunian ruangan ICU yang mencakup pasien Covid-19 yang merupakan kasus sedang dan berat.
“Saat ini kami sedang berproses untuk mempersiapkan. Kalau bangunannya sudah selesai, tapi isinya kami masih pasang AC, pasang peralatan, masih dilakukan. Itu kami siapkan cadangan sekitar 24 tempat tidur,” ungkapnya.
Hingga saat ini, Bali berada di wilayah yang dinyatakan sebagai zona kuning di Indonesia.
Dengan adanya lonjakan kasus Covid-19 di awal tahun 2021, rumah sakit diimbau untuk menambah kapasitas tempat tidur khusus untuk isolasi pasien Covid-19 sebanyak 30%.
Dengan hitungan tersebut, RSUP Sanglah harus menyiapkan sebanyak 199 untuk isolasi pasien Covid-19. Hal ini telah dipenuhi oleh RSUP Sanglah.
“Kami bahkan lebih, kami saat ini punya 202 tempat tidur untuk isolasi Covid-19,” lanjutnya.
Jumlah 202 tempat tidur ini mengalami tingkat hunian yang naik turun. Namun, saat ini angkanya berada di seputaran 50%.
“Saya kira ini juga menjadi gambaran umum di Bali, dengan sekitar 50% isolasi,” tutupnya. (*)