Corona di Bali
Gubernur Koster Berupaya Keras Tangani Pandemi Covid-19 Demi Perbaikan Citra Pariwisata Bali
ubernur Bali, Wayan Koster menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya keras dengan berbagai strategi dalam mengatasi pandemi Covid-19 di Pulau Dewata
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
“Dan saya kira baru pertama kali dalam sejarah pertumbuhan ekonomi Bali mengalami kontraksi hingga minus 12 persen yang adalah terendah se-Indonesia.
Ini suka duka kami sebagai daerah pariwisata,” tutur Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPD PDIP) Provinsi Bali itu.
Koster menekankan, bahwa tidak ada cara lain untuk mengembalikan kunjungan wisatawan selain mengendalikan terlebih dahulu kenaikan kasus positif harian di Bali.
“Tidak ada pilihan lain, sudah saya tegaskan kepada bupati/walikota se-Bali. Ayo serius dan ambil langkah, jangan banyak istirahat dalam menangani Covid-19.
Kalau kita jaga momentum penurunan kasus untuk seminggu ke depan, saya yakin kepercayaan masyarakat luar dan wisatawan domestik akan meningkat dengan sendiri tanpa diundang,” tegasnya.
Terlebih kampanye program vaksinasi antara Kementrian Kesehatan, Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif bersama salah satu jasa transportasi berbasis online di Pulau Dewata menjadi poin tersendiri untuk Bali.
“Ini menunjukkan pula bahwa Bali ini ditangani sangat serius dan mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat,” ungkapnya.
Bali disebutnya sudah mempersiapkan segala infrastruktur dan SDM untuk secepatnya menyelesaikan program vaksinasi sembari menunggu kedatangan vaksin yang dikirim secara bertahap.
“Kalau (vaksinasi) ini sudah selesai dilakukan, maka saya kira rangsangan, motivasi masyarakat luar untuk datang ke Bali akan terus meningkat,” ujarnya.
Ia mengatakan dari laporan dan kajian bahwa kerinduan para wisatawan akan Bali sudah demikian tinggi hanya saja situasi yang belum memungkinakan untuk membuka pintu pariwisata internasional.
Baca juga: Koster Minta Serius Tangani Covid-19, Gubernur Bali Lantik Enam Kepala Daerah
Khusus untuk program Free Covid Corridor, alumnus ITB Bandung ini juga menjelaskan bahwa pihaknya bersama dengan Kementrian Kesehatan dan Kementrian Pariwisata sudah memetakan kawasan-kawasan yang akan digunakan sebagai zona hijau.
Di mana dua kawasan yakni Nusa Dua dan Ubud dipandang sebagai kawasan yang paling siap untuk masa awal.
“Kita sudah petakan juga kebutuhan vaksin. Di Ubud perlu 100 ribu vaksin dan Nusa Dua perlu 10 ribu vaksin untuk masyarakat dan pekerja di sana.
Kami siapkan SOP dengan ketat, dan jika sudah datang vaksinnya, Maret bisa tuntas dan sudah bisa di-treatment oleh Kementrian Pariwisata,” jelasnya.
“Jika program ini sudah berhasil, maka sudah bisa di-treatment untuk pembukaan wisatawan internasional dan jadi percontohan yang sangat baik,” harapnya.