Berita Buleleng
Musim Hujan, Harga Cabai Rawit di Buleleng Bali Tembus Rp 90 Ribu per Kilo
Curah hujan tinggi yang terjadi sejak dua bulan belakangan ini berdampak pada menipisnya pasokan cabai rawit di Buleleng.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Curah hujan tinggi yang terjadi sejak dua bulan belakangan ini berdampak pada menipisnya pasokan cabai rawit di Buleleng.
Kondisi ini memicu terjadinya kenaikan hingga mencapai Rp 90 ribu per kilogram.
Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi (Disdagprinkop) dan UKM Buleleng, Dewa Made Sudiarta mengatakan, harga normal cabai rawit sejatunya berada dikisaran Rp 35 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogram.
Namun sejak dua minggu belakangan ini, harganya di pasaran naik menjadi Rp 90 ribu per kilogram.
Hal ini kata Sudiarta terjadi akibat curah hujan yang tinggi sejak Januari hingga saat ini.
Bahkan pasokan yang biasanya didatangkan dari Jawa juga berkurang akibat dampak pandemi Covid-19.
Baca juga: Harga Cabai Rawit Merah di Bangli Tembus Rp 100 Ribu/Kg, Sayur Hijau Rp 15 Ribu/Kg
Baca juga: Harga Cabai Besar Tembus Rp 40 Ribu Per Kilo di Denpasar Bali, Masyarakat Beralih Ke Cabai Kering
Baca juga: Harga Cabai Melonjak, Dinas Pertanian dan Pangan Badung Harap Masyarakat Tanam Cabai di Rumah
Sehingga lonjakan harga ini sulit untuk dicegah.
"Pasokannya terbatas karena faktor cuaca, sementara permintaan tinggi. Sehingga ini berdampak pada naiknya harga cabai rawit. Kami sudah melakukan pengecekan di pedagang, tidak ada yang nyetok. Cabai memang hanya bertahan selama tiga hari, jadi tidak bisa distok. Kenaikan ini murni terjadi karena musim hujan dan dampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan pendistribusian dari Jawa menjadi sulit, sehingga pasokan cabai rawit di Buleleng menurun," jelasnya.
Sementara untuk harga kebutuhan pokok lainnya kata Sudiarta hingga saat ini belum mengalami kenaikan yang cukup signifikan jelang hari raya Nyepi, yang jatuh pada Minggu (14 Februari 2021) mendatang.
Namun demikian, Sudiarta menjadwalkan seminggu sebelum hari raya Nyepi pihaknya akan melakukan operasi pasar, untuk menstabilkan lonjakan kebutuhan pokok.
"Harga kebutuhan pokok ganv bajk masih dominan di cabai rawit. Seminggu sebelum Nyepi nanti kami akan turun melakukan pemantauan harga," tutupnya.