Berita Gianyar

Puncak Pelaksanaan Melasti, Pantai Purnama Gianyar Sepi

Deburan ombak Pantai Purnama, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali terdengar nyaring, Kamis 11 Maret 2021 siang atau tiga hari sebelum Hari Raya Nye

Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Warga tengah bersembahyang di Pantai Purnama, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali, Kamis 11 Maret 2021. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Deburan ombak Pantai Purnama, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali terdengar nyaring, Kamis 11 Maret 2021 siang atau tiga hari sebelum Hari Raya Nyepi.

Tidak seperti tahun-tahun sebelum pandemi covid-19, pada hari ini suara ombak biasanya tertelan suara gamelan baleganjur yang saling bersautan.

Ya, hari ini merupakan puncak perayaan melasti.

Dikarenakan kebijakan protokol kesehatan, yang melarang adanya aktivitas keramaian, menyebabkan desa adat tidak menggelar melasti.

Mereka disarankan untuk ngubeng di desa adat masing-masing.

Hal itulah yang menyebabkan Pantai Purnama saat ini sepi, hanya terdapat sejumlah masyarakat yang bersembahyang secara pribadi.

Jumlahnya pun bisa dihitung jari.

Baca juga: Kasus Demam Berdarah di Gianyar Turun Drastis di Tahun 2021, Dari Ratusan Per Bulan, Kini Belasan

Baca juga: Melasti Desa Adat Peguyangan Denpasar, Dulu Libatkan 7.000 Orang, Kini hanya 25 Orang

Baca juga: Pemburu Sesari, Bebek dan Ayam Saat Melasti Panen di Pantai Padanggalak Denpasar

Berdasarkan data dihimpun Tribun Bali, Pantai Purnama merupakan pantai yang bisanya digunakan tempat melasti puluhan desa adat yang geografisnya di barat Sungai Petanu, di antaranya Kecamatan Sukawati, Kecamatan Ubud, Kecamatan Payangan dan Tegalalang. 

Seorang pedagang setempat, Ni Wayan Sukerti membenarkan, karena adanya kebijakan ngubeng, Pantai Purnama menjadi sepi.

Biasanya, kata dia, saat ini merupakan hari teramai.

"Kalau normal, biasanya saat ini saya sedang sibuk," ujarnya perempuan yang berjualan di sebelah barat tempat parkir tersebut.

Selain itu, kata dia, jika situasi normal, biasanya ada puluhan pedagang dadakan.

Bahkan jumlahnya mencapai puluhan.

Namun kini, warung yang buka hanya tiga warung.

"Biasanya kalau di sini ada puluhan warung dadakan, sekarang, sepi," tandasnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved