Berita Denpasar
Hakiki dan Temannya Menanti Sejak Subuh, Melasti di Padanggalak Denpasar Hanya Melibatkan 40 Peserta
Ahmad Hakiki mengaku sudah menunggu bersama temannya sejak Kamis 11 Maret 2021 subuh.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Selain berburu sesari maupun itik dan ayam, Hakiki kerap diminta tolong oleh masyarakat untuk mengambil air laut.
Setelah mengambilkan air laut yang akan digunakan sebagai tirta, dia akan mendapat imbalan.
“Ada yang memberi Rp 5 ribu, ada juga Rp 10 ribu saat membantu mencarikan air,” katanya.
Hanya Libatkan 40 Peserta
Pelaksanaan melasti di kawasan Pantai Padanggalak dilaksanakan terbatas.
Jumlah peserta yang ikut tak lebih dari 50 orang.
Hal itu ditempuh Desa Adat Laplap, Penatih Dangin Puri.
Desa adat ini hanya melibatkan 40 orang peserta.
Mereka yang terlibat yakni pemangku, serati banten, prajuru adat, dan pecalang.
"Sesuai imbauan Pemkot Denpasar, MDA, PHDI, dan Forum Bendesa se-Kota Denpasar, melasti dengan cara ngubeng salah satunya dengan membawa upakara saja ke pantai," kata Bendesa Adat Laplap I Wayan Agus Purnawirawan.
Agus menambahkan, melasti dengan jalan ngubeng telah berlangsung dua kali yakni yang pertama pada rangkaian Nyepi tahun 2020.
Agus menyebut sebelum pandemi, semua krama adat terlibat dalam prosesi melasti.
"Kalau biasanya yang terlibat semua krama dari dua banjar. Lebih dari 200 orang," katanya.
Saat pangerupukan, selain tak ada ogoh-ogoh, pelaksanaan Tawur Agung Kasanga juga digelar terbatas.
Yang terlibat hanya pemangku, serati, dan prajuru.