Berita Denpasar
Hakiki dan Temannya Menanti Sejak Subuh, Melasti di Padanggalak Denpasar Hanya Melibatkan 40 Peserta
Ahmad Hakiki mengaku sudah menunggu bersama temannya sejak Kamis 11 Maret 2021 subuh.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sepuluh orang anak bertelanjang kaki berlari di antara masyarakat yang sedang melaksanakan prosesi melasti dalam rangkaian Nyepi saka 1943 di Pantai Padanggalak Denpasar, Bali, Kamis 11 Maret 2021.
Saat prosesi melasti usai dan sarana upakara ditinggalkan, anak-anak itu berlari menghampiri.
Mereka mengorek-ngorek isinya berharap mendapatkan uang sesari.
Selain itu, beberapa anak berkerumun di antara masyarakat yang akan mulang pekelem berupa bebek maupun ayam.
Baca juga: Pemkot Denpasar Larang ASN ke Luar Kota Saat Nyepi, I Dewa Gede Rai: Tidak Ada Cuti Bersama
Baca juga: Nyepi di Bali, ATM Dinonaktifkan Sejak Sabtu Siang, Jalan Tol Bali Mandara Tutup Selama 32 Jam
Baca juga: Terkait Hari Raya Nyepi 2021,Transaksi dengan Mesin ATM di Bali Akan Dinonaktifkan Sejak Sabtu Siang
Saat ayam atau bebek tersebut dilepaskan, mereka segera berlari melawan ombak memburu binatang tersebut.
Setiap ada prosesi melasti, anak-anak biasanya menunggu di pantai sejak pagi.
Bahkan saat prosesi berlangsung mereka sudah berdiri tak jauh dari sana agar tak keduluan teman lainnya.
Hal ini tampak pada Kamis 11 Maret 2021.
Seorang dari mereka, Ahmad Hakiki mengaku sudah menunggu bersama temannya sejak Kamis subuh.
Ketika masyarakat tiba di pantai, mereka segera mendekat.
“Saya sudah dari tiga hari lalu ikut di sini sama teman. Karena teman ajak ke sini makanya ikut,” katanya.
Walaupun uang yang didapat tak banyak, namun jika sedang ramai ia bisa mendapat hingga Rp 50 ribu lebih.
Selain itu, ia mendapat paling sedikit 2 ekor ayam dan 2 ekor itik.
“Ya lumayan pakai uang jajan. Kalau ramai dapat Rp 50 ribu, kalau sepi dapat 20 ribu,” kata siswa kelas VII SMP tersebut.
Itik atau ayam yang ia dapatkan itu dijual.