Berita Tabanan
Jelang Ditetapkan sebagai Kawasan Pariwisata Zona Hijau, DTW Tanah Lot Lakukan Persiapan
Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tanah Lot di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali kini tengah melakukan persiapan menjelang ditetapkan
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tanah Lot di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali kini tengah melakukan persiapan menjelang ditetapkan sebagai kawasan pariwisata zona hijau.
Persiapan yang dilakukan seperti penerapan protokol kesehatan dengan menyediakan tempat cuci tangan, menyiapkan masker, serta pengecekan suhu tubuh.
Selain itu, DTW Tanah Lot juga sudah mengantongi sertifikat CHSE yakni Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), Environment (ramah lingkungan).
Menurut Plt Manager DTW Tanah Lot, I Wayan Sudiana, persiapan untuk menyambut wisatawan mancanegara atau rencana DTW Tanah Lot sebagai kawasan pariwisata zona hijau sudah dilakulan sejak awal pandemi dengan protokol kesehatan yang ketat.
Protokol kesehatan yang dimaksud adalah seperti menyiapkan sarana cuci tangan, masker serta petugas yang mengawasi agar tidak terjadi kerumunan.
Baca juga: Tiga Wilayah di Bali Jadi Zona Hijau, Vaksinasi Prioritas di Sanur, Ubud, Nusa Dua
Baca juga: Sanur Akan Jadi Kawasan Zona Hijau, Dispar Denpasar Lakukan Sertifikasi CHSE Secara Bertahap
Baca juga: 2 Desa di Denpasar Masih Zona Merah Covid-19, Satu Desa Zona Hijau
"Jika dari kita sudah persiapan protokol kesehatan dari awal termasuk untuk persiapan sebagai kawasan pariwisata zona hijau juga nanti," kata Sudiana, Kamis 11 Maret 2021.
Sudiana menjelaskan, hingga saat ini di obyek wisata yang terkenal dengan view pantai dan Pura Luhur Tanah Lot ini sudah memiliki sedikitnya 16 tempat cuci tangan.
Kemudian juga menyiapkan masker untuk wisatawan, serta adanya petugas internal yang mengawasi agar tidak terjadi kerumunan.
Disinggung mengenai vaksinasi para petugas setempat, ia menyatakan seluruh karyawan yang berjumlah 100 orang lebih sudah didaftarkan ke Dinas Pariwisata Tabanan yang diteruskan ke Dinas Kesehatan Tabanan.
Namun, untuk vaksinasi tahap pertama akan menyasar 50 orang yang realisasinya akan dilakukan pasca Hari Raya Nyepi 1943 ini.
"Petugas di sini sudah semua kita daftarkan, tapi setelah dikoordinasikan ke Dispar Tabanan kita akan dapat 50 orang untuk tahap awal. Sisanya nanti akan menyusul," ungkapnya.
Tiga Wilayah Jadi Zona Hijau
Tiga wilayah di Bali akan menjadi kawasan zona hijau Covid-19.
Ketiga wilayah tersebut yakni Sanur Denpasar, Ubud Gianyar, dan ITDC Nusa Dua Badung.
Pemerintah di tiga wilayah ini pun melakukan berbagai persiapan, diantaranya akan memprioritaskan vaksinasi bagi warga setempat dan daerah penyagganya.
Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kota Denpasar mulai melakukan pendataan tenaga kerja di bidang restoran maupun hotel di wilayah Sanur.
Dalam pendataan ini, Disparda bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Dinas Kesehatan.
Selain itu, juga bekerjasama dengan Lurah dan Desa setempat untuk mempercepat proses pendataan.
“Kami masih dalam proses pendataan seluruh warga yang ada di wilayah Sanur. Nanti setelah semua mendapat vaksinasi, baru kami akan lanjut ke tahap berikutnya,” kata Kadis Pariwisata Kota Denpasar, Dezire Mulyani, Rabu 10 Maret 2021.
Selain itu, pihaknya juga telah melakukan proses sertifikasi CHSE (Clean, Health, Safety, and Environment) kepada pelaku pariwisata, termasuk usaha maupun destinasi wisata.
Namun, sertifikasi CHSE terkendala kunjungan wisatawan ke Bali khususnya ke Denpasar.
Hal ini berdampak kepada tingkat hunian maupun kunjungan ke tempat wisata sehingga belum banyak yang mendaftar untuk mendapat sertifikat CHSE ini.
Karena Sanur masuk kawasan zona hijau, Pemkot Denpasar mulai melakukan persiapan.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai mengatakan Dinas Kesehatan Kota Denpasar segera mendata warga yang akan divaksinasi Covid-19.
“Saat ini sedang dirancang Dinas Kesehatan untuk melakukan pendataan di sana. Semua akan didata, mulai dari pekerja sektor pariwisata, pedagang, hingga warga,” kata Dewa Rai.
Wilayah tersebut pun akan mendapat prioritas untuk vaksin Covid-19.
“Didata dulu, nanti baru akan diketahui berapa kebutuhan vaksinnya. Setelah itu langsung akan divaksinasi,” katanya.
Sementara itu, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, akan menjadi salah satu pilot project pembukaan wisata di tengah pandemi Covid-19.
Hal itu karena Gianyar saat ini menyandang status zona hijau.
Namun di balik ini, Pemkab Gianyar dan Polres Gianyar memiliki pekerjaan berat, yakni memastikan tidak terjadi klaster hari raya Nyepi, dan status zona hijau ini bertahan sampai vaksinasi massal dilakukan.
Informasi dihimpun Tribun Bali, Rabu, sebagai pilot project pembukaan pariwisata, di Ubud akan digelontor 100 ribu vial vaksin.
Namun dalam hal ini, dari delapan desa/kelurahan di Ubud, Pemkab Gianyar memilih empat desa sebagai zona bebas Covid-19, yakni Kelurahan Ubud, Desa Petulu, Kedewatan dan Sayan.
Dipilihnya empat kawasan tersebut, lantaran di sana terdapat banyak hotel berbintang.
Dalam vaksinasi massal ini, yang divaksin bukan hanya warga di empat desa ini, tapi juga para pekerja pariwisata di hotel, restoran dan sebagainya ini juga akan divaksin oleh pemerintah, meskipun mereka bukan warga Gianyar.
Per Maret ini, Pemkab Gianyar masih mendata jumlah pekerja yang akan divaksin.
Bupati Gianyar, Made Mahayastra menegaskan, dalam mewujudkan Ubud Zona Bebas Covid-19 sampai pariwisata dibuka, pihaknya membutuhkan dukungan semua elemen.
"Sangat dibutuhkan kerjasama, apalagi dalam momen Nyepi. Mari lakukan apa yang diputuskan dalam rapat kemarin, sebab kita tak ingin, seusai Nyepi jumlah kasus kembali membeludak, sehingga rencana kita dalam memulihkan ekonomi jadi berantakan," ujar Mahayastra.
Mahayastra menegaskan, meskipun pilot projek zona bebas Covid-19 hanya dilakukan di Kecamatan Ubud, dan fokus pada empat desa, namun ia meminta semua desa dan kecamatan lainnya tidak mengendurkan semangatnya dalam memerangi Covid-19.
Sebab, jika Ubud sukses bebas Covid-19 dan pariwisata bisa dibuka, maka kebaikan akan merambat ke daerah sekelilingnya.
"Mari bersatu. Jangan saling menyalahkan. Saat ini pendataan vaksinasi massal di Ubud sudah dilakukan. Mudah-mudahan secepatnya bisa selesai. Kita sudah berbulan-bulan puasa pendapatan. Sudah berbulan-bulan masyararakat hidup tidak menentu. Maka dari itu, situasi yang sudah mengarah ke hal baik, harus terus kita pertahankan dan tingkatkan," tandasnya.
Kabag Ops Polres Gianyar, Kompol I Wayan Latra mengatakan, saat ini pihaknya memberikan perhatian penuh terhadap perayaan Hari Raya Nyepi.
Sebab pihaknya tidak ingin, setelah Nyepi, jumlah kasus positif Covid-19 bertambah.
"Supaya program pemerintah membuka Ubud bisa segera berjalan. Jangan sampai habis Nyepi, muncul lagi klaster baru. Maka rencana kita memulihkan ekonomi akan sulit," tandasnya.
Seperti diketahui, dalam upacara melasti, pelaksanaannya dilakukan secara ketat. Secara umum masyarakat diminta untuk ngubeng.
Jika desa adat tersebut dekat pantai, maka diperbolehkan ke pantai, dengan catatan prosesi hanya dilakukan prajuru dan pemangku.
Sementara saat Pengerupukan, dilarang mengarak ogoh-ogoh.
Sementara setelah Nyepi atau Ngembak Gni, masyararakat diharapkan tidak ke pantai dalam menyucikan diri.
"Kami tidak bisa sendiri. Dibutuhkan peran serta masyarakat. Hindari kerumunan dulu. Apalagi saat ini Covid sudah agak terkendali. Kita harus berpikir orang di depan kiri kanan itu positif Covid-19, sehingga kita takut ke keramaian. Kecuali ada yang penting, kalau hanya kongkow-kongkow, kami minta jangan (ke pantai)," tandasnya.
Di tempat lain, Pemkab Badung memastikan kawasan Nusa Dua dijadikan green zone.
Semua itu didasari arahan pemerintah pusat melalui Menteri Pariwisata.
Dalam menjadikan wilayah Nusa Dua sebagai grand zone, semua yang tinggal di wilayah tersebut harus dipastikan sudah divaksin.
Itu menjadi syarat paling utama yang harus dipenuhi.
“Ini sebenarnya untuk membuka pariwisata Bali, khususnya Badung secara bertahap. Jadi sesuai arahan pusat, pembukaan pariwisata dimulai dengan membuka kawasan green zone,” ujar Plt Kepala Dinas Pariwisata Cokorda Raka Darmawan, Selasa 9 Maret 2021.
Dalam pelaksanaan green zone ini ada beberapa pelaksanaan ketat yang harus dilaksanakan, salah satunya yakni harus sudah divaksin Covid-19.
Maka dari itu Satgas Covid-19 Badung melalui Dinas Kesehatan harus bekerja sama dengan OPD terkait mengenai data yang diperlukan.
Dia mencontohkan, Dinas Kesehatan harus bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Perinaker) untuk menentukan jumlah pengusaha dan pekerja pariwisata tersebut.
Selain itu menentukan jumlah warga di daerah penyangga yang benar-benar berdiam di wilayah Nusa Dua saat ini.
“Jadi semua ini harus didata dengan baik. Kemudian penduduk setempat juga didata, khususnya yang berumur di atas 18 tahun untuk mengikuti vaksin. Karena vaksinnya terbatas dan datangnya bertahap, pelaksanaan green zone juga secara bertahap,” ujarnya.
Cok Darmawan mengakui, untuk vaksinasi di kawasan zona hijau, akan mendapat prioritas vaksinasi.
Hanya saja sampai saat ini masih dilakukan pendataan terkait pembentukan green zone tersebut.
Pasalnya di wilayah tersebut kini masih masuk zona merah Covid-19, khususnya di wilayah Jimbaran.
“Intinya kalau bisa kita membentuk wilayah green zone ini, pemerintah akan membuka pariwisata bertahap, termasuk penerbangan internasional. Secara otomatis kita akan menerima wisatawan domestik dan mancanegara,” ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskan selain masyarakat penyangga harus divaksin, orang yang keluar masuk di wilayah green zone harus mendapat pengawasan yang ketat.
"Jadi sebelum masuk ke kawasan Nusa Dua juga harus diperiksa kesehatannya, termasuk nanti wisatawan yang datang,” tambahnya. (*)
Diharapkan, dalam waktu dekat semua petugas akan aegera mendapatkan vaksinasi untuk menyambut kawasan pariwisata zona hijau.