Korea Utara
Suka Duka Gadis Pembelot Korea Utara, Harus Belajar Pakai Ponsel dan ATM
Kegembiraannya saat tiba di Korsel bersama ibu dan tiga orang sepupunya pada Maret 2013 lalu segera memudar seiring masa adaptasi yang sulit.
Perpindahan tempat tinggal ke Korsel dan mencari pekerjaan bisa jadi sulit.
"Pendidikan di Korea Utara dan Korea Selatan sama sekali berbeda dan hanya ada sedikit pekerjaan yang dapat dilakukan oleh orang Korea Utara di Korea Selatan," kata Kim.
"Bisa jadi sulit karena para pembelot belum pernah mendengar tentang pekerjaan paruh waktu dan belum pernah mendapatkan pekerjaan secara mandiri sebelumnya. Mereka sering diabaikan dalam tahap wawancara."
Ketika perempuan masih muda, tambah Kim, mereka biasanya menyajikan makanan di restoran dan seiring bertambahnya usia, kemudian beralih untuk bekerja sebagai asisten dapur.
Untuk pria, biasanya memiliki pekerjaan mengemas pesanan belanja online atau di industri konstruksi.
Para pembelot Korea Utara diberi insentif untuk bekerja dan bertahan pada suatu pekerjaan dan mendapatkan keterampilan.
Bisnis Korea Selatan juga diberi insentif untuk mempekerjakan para pembelot. Bagi yang ingin melanjutkan pendidikan, ada subsidi yang tersedia.
Para pembelot tidak perlu membayar untuk menempuh pendidikan tingkat sarjana dan mereka yang berusia di bawah 35 tahun juga dapat melanjutkan ke sekolah pascasarjana secara gratis. Berbagai beasiswa juga tersedia.
Para pembelot juga mendapatkan bantuan finansial untuk hal-hal seperti belajar cara menggunakan komputer.
Kim Seong-min, seorang pembelot yang meninggalkan Korea Utara pada tahun 1996, menghargai kesempatan pendidikan yang tersedia.
Dia awalnya bekerja sebagai petugas kebersihan untuk seorang paman, tetapi kemudian mendapatkan gelar sarjana dalam bidang penulisan kreatif.
Itu membuka pintu masuk ke perusahaan penyiar publik, KBS, di mana dia menjadi penulis naskah untuk program drama.
Pada tahun 2004, ia bergabung dengan Free North Korea Radio (Radio Pembebasan Korea Utara), sebuah stasiun yang sebagian besar dijalankan oleh para pembelot yang menyiarkan ke Korea Utara dan membawa kritik terhadap pemerintah dan kepemimpinan di sana.
Bagaimana perkembangan anak-anak pembelot? Mereka bersekolah di sekolah lokal Korea Selatan atau sekolah yang khusus melayani anak-anak Korea Utara. Di sekolah-sekolah khusus itu, para murid "dikelilingi oleh anak-anak dari satu latar belakang yang sama," kata Tertitsky.
"Ini bukan tempat terbaik karena Anda mendapatkan pendidikan terbatas, Anda tidak terpapar pada masyarakat Korea Selatan."