Berita Gianyar

Komang Ayu Belum Ditemukan, Tiga Orang Kecelakaan Terlempar ke Tukad Petanu Gianyar

Tiga orang yang merupakan satu keluarga mengalami kecelakaan tunggal saat mengendarai sepeda motor dan terjatuh ke Sungai Petanu

Penulis: Firizqi Irwan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Istimewa
Pencarian I Komang Ayu Ardani. Pihak keluarga melakukan pencarian dengan jalur niskala, memainkan gamelan baleganjur di tempat korban jatuh - Komang Ayu Belum Ditemukan, Tiga Orang Kecelakaan Terlempar ke Tukad Petanu Gianyar 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Tiga orang yang merupakan satu keluarga mengalami kecelakaan tunggal saat mengendarai sepeda motor dan terjatuh ke Sungai Petanu di bawah Jembatan Laplapan, Jalan Raya Gunung Sari, Ubud, Gianyar, Bali, Kamis 18 Maret 2021 malam.

Hingga Jumat 19 Maret 2021 malam, satu orang ditemukan selamat, satu orang ditemukan tewas, dan satu lagi belum ditemukan dari lokasi kejadian di dekat Hotel Maya Ubud, Desa Peliatan, tersebut.

Kanit Laka Satlantas Polres Gianyar Aiptu I Wayan Kariawan seizin Kasat Lantas Polres Gianyar, Jumat 19 Maret 2021 mengatakan, yang terlibat kecelakaan adalah I Komang Ayu Ardani (37), I Putu Kevin Ramansa (9) dan Ni Ketut Rindit (55).

Saat kejadian, I Komang Ayu Ardani membonceng Kevin, anaknya dan Rindit, ibunya menggunakan sepeda motor Honda Vario Tekno nopol DK 6488 KAD yang dikemudikan Komang Ayu.

Baca juga: UPDATE Pencarian Komang Ayu di Tukad Petanu, Jalur Niskala dengan Gamelan Baleganjur Ditempuh

Baca juga: UPDATE Pencarian Korban Jatuh ke Jurang Jembatan Tukad Petanu Ubud Berlanjut, Ibu Belum Ditemukan

Baca juga: BREAKING NEWS - Kasus Laka Lantas Terjadi di Ubud Gianyar, 3 orang Terjun ke Jurang di Sungai Petanu

Saat melintas di jalur yang menurun dan menikung, jalan yang sedikit rusak dan tanpa ada lampu penerangan.

Satu keluarga warga Banjar Teruna, Desa Siangan, Gianyar itu, melintas di tengah cuaca hujan.

Komang Ayu yang melintas dari arah selatan ke utara kemungkinan tidak dapat menguasi laju kendaraannya sehingga terjatuh ke pinggir sungai dan kemudian sepeda motor bersama semua penumpangnya terjatuh ke dasar jurang.

I Kadek Adi Sudiksa (27), salah satu saksi, mengatakan, malam itu dari arah barat menuju Banjar Laplapan terlihat ada cahaya sepeda motor di dekat lokasi kejadian.

Ia yang juga mengendarai sepeda motor bergerak pelan karena kondisi cuaca hujan deras dan jalanan licin.

Saat tiba di Jembatan Sungai Petanu, dari arah utara mendadak ia melihat ada sorotan lampu sepeda motor di bawah jembatan.

Saat diperhatikan lebih dekat, ternyata ia melihat ada sepeda motor sudah berada di bawah jembatan.

"Pas dilihat ada kendaraan nyangkut di bawah Jembatan, belum sampai ke sungai. Sedangkan orangnya tidak ada," ujarnya, Jumat.

Lebih lanjut, dalam keterangannya, ia kemudian melaporkan kejadian tersebut ke salah satu pecalang Banjar Laplapan, Desa Petulu, Ubud.

Pecalang yang diketahui bernama I Made Tegel Suparsa (45) kemudian menuju TKP untuk mengecek kebenarannya.

"Iya kemarin itu ada di pinggiran sungai Petanu bagian utara sebelah barat. Kayaknya terperosok," ujar Made Tegel.

Seusai melihat kejadian tersebut, para saksi kemudian melaporkan hal itu ke Polsek Ubud malam itu juga.

Kapolsek Ubud AKP Gede Sudyatmaja mengakui laporan tersebut.

Seusai menerima laporan tersebut, pihak Polsek Ubud meneruskan informasi ke pihak BPBD Kabupaten Gianyar.

Petugas kemudian mencari di sekitar lokasi.

Setelah ditelusuri di sekitar sungai Petanu, Banjar Laplapan, polisi bersama BPBD Kabupaten Gianyar dan warga menemukan korban anak kecil dalam keadaan selamat, yang belakangan diketahui bernama I Putu Kevin Ramansa.

"Benar, anak tersebut ditemukan sekitar 150 meter dari TKP terjatuhnya motor. Anak tersebut ditemukan di akar pohon yang ada di pinggir sungai Petanu," jelasnya.

Dijelaskannya, Kevin ditemukan tengah berpegangan di akar pohon. Setelah ditemukan, dia dievakuasi petugas menggunakan mobil ambulans PMI Gianyar ke RS Ari Santi Ubud dan sudah kembali ke rumah.

Kevin mengalami luka-luka pada badannya dan kedinginan.

Sementara itu, 300 meter dari TKP, tim yang mencari korban lainnya setelah mendapat informasi dari Kevin, kemudian menemukan Ketut Rindit sekitar pukul 21.25 Wita.

Nahas, nenek Kevin yang ditemukan dekat Pura Beji Dukuh Griya, Pejeng Kawan, Tampaksiring, Gianyar sudah dalam kondisi meninggal dunia.

Saat dibawa ke RS Sanjiwani, pada bagian kepala Ketut Rindit terdapat cedera disertai darah yang keluar dari hidungnya.

"NKR ditemukan 300 meter dari lokasi kejadian, namun ia ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia," tambah AKP Gede Sudyatmaja.

Jemput Mertua

Kecelakaan yang menelan korban jiwa tersebut membuat duka keluarga.

I Kadek Sumansa (38), suami Ni Komang Ayu Ardani kepada polisi, mengatakan, sebelum kejadian tersebut terjadi, pada Kamis sekitar pukul 18.00 Wita istrinya bersama anak pertamanya, Kevin berpamitan ingin menjemput mertuanya Ketut Rindit (ibu Komang Ayu).

"Menurut keterangan suami, sebelumnya korban bersama anaknya pamit untuk menjemput mertuanya di Pasar Ubud menggunakan sepeda motor Vario pelat DK 6488 KAD," ujar Kapolsek Ubud AKP Gede Sudyatmaja, Jumat.

Seusai berpamitan, Komang Ayu kemudian berangkat ke Pasar Ubud menggunakan sepeda motor Honda Vario.

Namun tidak seperti biasanya, istrinya tak kunjung pulang cepat setelah menjemput Ketut Rindit yang diketahui bekerja sebagai pedagang canang.

Setelah lama menunggu istri, anak dan mertuanya, Kadek Sumansa justeru terkejut setelah menerima informasi adanya kecelakaan di Jembatan Laplapan.

Saat itu, ia mendapat kabar anaknya ditemukan selamat dan tengah mendapat perawatan di RS Ari Santi, Ubud.

Sementara itu, petugas gabungan dari BPBD Gianyar, Basarnas Denpasar, Polairud Polres Gianyar, Balawista, relawan dan warga setempat terus mencari Komang Ayu.

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan BPBD Kabupaten Gianyar I Gusti Ngurah Dibya Presasta mengaku pihaknya kesulitan mencari karena akses menuju tempat pencarian berstruktur sangat licin, berbatu dan pinggiran sungai yang curam.

"Untuk kendala, arus sungai deras dan medan esktrem," tambahnya.

Hingga pukul 16.16 wita, tim gabungan belum menemukan Komang Ayu.

Kapolsek Ubud AKP Gede Sudyatmaja menerangkan sampai kemarin sorea tim belum menemukan Komang Ayu.

Tim gabungan akan melanjutkan pencarian pada hari berikutnya setelah berkoordinasi dengan pihak terkait.

Ngurah Dibya Presasta mengatakan, pencarian berlangsung sampai pukul 17.00 Wita dan dilanjutkan, Sabtu 20 Maret 2021 hari ini.

Segala upaya telah dilakukan BPBD Gianyar dalam mencari keberadaan Komang Ayu Ardani.

Hingga Jumat malam hanya Ayu yang belum ditemukan.

Dalam proses pencarian, BPBD Gianyar sempat mendapatkan harapan.

"Kami sempat lega karena mendapatkan informasi korban ditemukan, namun setelah dipastikan, yang ditemukan hanya tas dan helmnya saja, korban terakhir (Ayu) belum ditemukan," ujar Dibya Presasta.

Kata Ngakan Dibya, pencarian terus dilakukan.

Pencarian tak lagi hanya dalam bentuk sekala, tetapi pihak keluarga juga telah menempuh jalur niskala.

Adapun pencarian dari jalur niskala ini adalah memainkan gamelan baleganjur di korban sebelumnya jatuh.

Dalam kepercayaan umat Hindu di Bali, penggunaan gamelan baleganjur dalam pencarian orang hilang merupakan hal yang umum dilakukan.

Ada mitos yang menyebutkan, orang yang hilang dan tidak kunjung ditemukan, diduga disembunyikan mahkluk astral.

Dengan suara gamelan, mahkluk tersebut akan melepaskan cengkeramannya pada korban, sehingga korban pun bisa ditemukan.

"Keluarga korban dengan upaya baleganjur, berharap korban segera ditemukan," ujar Dibya.

Namun hingga pukul 18.00 Wita, korban belum ditemukan.

Jembatan Laplapan Tenget

DI lokasi kecelakaan di Jembatan Laplapan, Jalan Raya Gunung Sari, Ubud, Gianyar, menurut warga, di daerah itu pasti selalu terjadi musibah setiap tahun.

Bahkan musibah di sana tak jarang menelan korban jiwa.

Made Cakra (55) saat ditemui di lokasi kecelakaan mengatakan, lokasi tersebut tenget (angker) lantaran musibah yang terjadi sering terjadi di sana, bahkan beberapa orang yang melintasi jalan tersebut hingga terjatuh ke jurang.

Kebanyakan dari mereka ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, setelah peristiwa itu terjadi.

"Informasi dari warga sini, setiap tahun ada aja musibah. Waktu ini ada musibah, 2 hari tidak ketemu. Ada 1 hari tidak ketemu, tapi masih hidup. Memang (lokasi Jembatan Laplapan) banyak keanehannya," ujar Made Cakra yang juga keluarga dari Ni Ketut Rindit (55).

Berdasarkan pantauan Tribun Bali, jalan yang menghubungkan Desa Petulu dan Desa Pejeng, Ubud, Gianyar, itu memiliki struktur jalan yang berkelok-kelok dan menurun, bahkan saat mendekati Jembatan Laplapan kondisi aspal rusak.

Sandaran Jembatan Laplapan juga terlihat rusak dan tidak ada pembatas jalan. Juga berdasar informasi warga bahwa kondisi jalan jika malam tiba tidak begitu terlihat jelas alias gelap.

Diduga minimnya lampu penerangan dan pembatas jalan di lokasi tersebut menjadi penyebab terjadinya peristiwa kecelakaan.

Di sisi lain, kesan mistis di lokasi ini sangat terasa.

Kondisi udara di lokasi tersebut juga lembap dan jalan sedikit licin saat terkena air, terutama saat musim hujan tiba.

Sementara itu mengenai hal lainnya, Made Cakra mengatakan beberapa kali warga yang melintasi jalan tersebut hilang kendali dan terperosok ke dasar jurang Tukad Petanu.

Adapun warga sekitar mengatakan, Jembatan Laplapan sudah sangat tua, sehingga warga yang melintas diharapkan tetap berhati-hati.

"Kebanyakan (saat musibah itu terjadi) ketemu dalam kondisi meninggal. Tapi ada juga yang selamat, seperti anak kecil warga di sini, termasuk Kevin. Syukur ini mujizat bagi saya. Memang tidak ke sana jalannya," tambahnya.

Sebelumnya diketahui keadaan jembatan Tukad Petanu memperihatinkan.

Setiap musim hujan, material tanah tebing sepanjang kawasan tersebut longsor, dan material longsor selalu menumpuk di atas jembatan.

Selain itu, air hujan juga selalu menggenangi jembatan ini.

Kombinasi tumpukan material longsong (tanah merah) dan genangan air hujan ini membuat jembatan menjadi licin.

Beberapa tahun lalu, juga pernah kejadian dua pengendara jatuh ke bawah jembatan.

Satu korban meninggal dunia di tempat, karena terbentur bebatuan andesit yang terdapat di dasar jembatan.

Sementara korban satunya lagi selamat, karena tersangkut di pepohonan.

Warga Banjar Laplapan, Wayan Rio Ardiana, waktu itu, mengatakan, jembatan yang sudah tidak layak tersebut membuat masyarakat selalu ketakutan melintas.

Pihaknya berharap Pemda Gianyar mengalokasikan anggaran untuk perbaikannya.

Sebab, jalur ini bukan hanya akses warga menuju Ubud, tapi juga sebagai jalur alternatif pariwisata, dari Ubud menuju sejumlah objek wisata di Kecamatan Tampaksiring.

“Keadaan jembatan ini sangat meresahkan. Dan, jalan ini satu-satunya penghubung warga Laplapan menuju Ubud. Semoga cepat dapat perbaikan,” ujarnya, saat itu. (riz/weg)

Kumpulan Artikel Gianyar

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved